GenPI.co - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mendapatkan sorotan tajam usai Kemenristek dilebur dan bukannya Kemkominfo.
Sorotan tajam tersebut datang dari Direktur Lingkar Madani Indonesia (Lima Indonesia) Ray Rangkuti mempertanyakan Presiden Jokowi meleburkan kementerian ristek.
BACA JUGA: Telak Banget, Jokowi Bentuk Kementerian Baru Dikritik Keras
Sebab, menurut Ray, ada kementerian yang tidak terlalu penting bagi kehidupan berbangsa dan negara, seperti kementerian komunikasi dan informasi.
“Mengingat jumlah kementerian kita sudah maksimal yaitu sebanyak 34 kementerian, memang mau tidak mau pilihannya hanya ada satu. Membatalkan atau membubarkan salah satu kementerian yang ada,” ujarnya dalam diskusi virtual, Kamis (15/4).
Ray mengakui bahwa meleburkan sebuah kementerian memang lazim untuk dilakukan. Kendati begitu, ada konsekuensi yang harus dijalankan.
Oleh sebab itu, Ray mempertanyakan mengapa presiden lebih memilik melikuidasi kementerian riset dan teknologi lalu meleburkannya dengan kemeterian pendidikan?
“Pada saat yang bersamaan tetap membiarkan satu kementerian yang menurut pandangan saya tidak terlalu signifikan bagi kehidupan berbangsa dan bernegara,” ujarnya.
Padahal, menurut Ray, sejatinya kementerian ristek ini adalah salah satu kementerian andalan bagi presiden dalam rangka memajukan peradaban bangsa.
“Tidak akan ada bangsa yang bisa maju tanpa riset. Apalagi, soal riset ini menjadi salah satu pernyataan presiden kala melaksanakan kampanye pada pilpres 2019 lalu,” katanya.
BACA JUGA: Reshuffle Kabinet Jokowi, Tokoh Top Nasdem Masuk Radar Istana
Ray mengatakan bahwa Jokowi sempat menjanjikan menambah dana bagi kementerian riset, mendirikan badan khusus untuk riset, dan memperkuat riset yang sudah ada.
“Oleh karena itu, semua ini menjadi pertanyaan? Mengapa yang dipilih oleh presiden adalah melikuidasi menteri riset tapi membiarkan kementerian yang menurut saya tidak terlalu penting bagi kehidupan berbangsa dan bernegara. Meskipun penting bagi presiden,” ujar Ray Rangkuti.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News