GenPI.co - Olimpiade Tokyo 2020 secara tidak langsung menjadi tekanan bagi para kontingen Indonesia, termasuk dari cabang olah raga bulu tangkis yang merupakan salah satu unggulan bangsa.
Pasangan ganda putra unggulan Indonesia, Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon menjadi salah satu contoh atlet yang memikul beban cukup berat.
Sebagai pasangan ganda putra nomor satu dunia, harapan untuk meraih emas di pesta olah raga empat tahunan tersebut semakin meningkat.
Meskipun demikian, Kevin/Marcus ternyata punya senjata pamungkas untuk mengatasi tekanan-tekanan tersebut.
Melansir dari laman resmi PBSI, Marcus menyampaikan bahwa salah satu kunci untuk mengatasi tekanan yaitu kontrol emosi menjadi yang dirinya dan Kevin utamakan.
"Faktor paling penting adalah menjaga mental dan tekanan. Harus bisa kontrol emosinya," kata Marcus perihal cara mengatasi tekanan jelang Olimpiade.
"Kami ditarget emas tapi tidak ada yang jamin bisa dapat kan? Jadi sebisa mungkin dijaga hatinya agar tidak menggebu-gebu pengen, nanti takutnya malah kepikiran dan kalah," lanjutnya.
Bersama para kontingen lainnya, Kevin/Marcus menjalani persiapan intensif di Pelatnas PBSI, dan ikut serta dalam simulasi Olimpiade Tokyo yang digelar PBSI pada Kamis (17/6).
Berbicara tentang penampilan dalam simulasi tersebut, Kevin mengatakan bahwa pasangan berjuluk The Minions itu belum puas sepenuhnya.
"Kalau puas 100% sih belum. Masih banyak yang harus diperbaiki dan dievaluasi, pola permainan juga belum nemu banget. Ya lebih ke teknis," ujar Kevin.
Meskipun menang dari junior mereka Pramudya Kusumawardana/Yeremia Erich Yoche Yacob Rambitan, secara mengejutkan Kevin/Marcus dipaksa bermain hingga rubber game 18-21, 21-14, 21-16.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News