GenPI.co - Seorang anak asal Malang bernama Muhammad Alfiansyah kini menjadi yatim piatu setelah kedua orangtuanya menjadi korban tragedi Kanjuruhan.
Pertandingan sepak bola bisa menjadi mimpi buruk bagi seorang bocah berusia 11 tahun setelah nyawa sang ayah, Muhammad Yulianton (40) dan ibu Devi Ratnasari (30) terenggut pada Sabtu (1/10).
Berdasarkan penuturan kerabatnya, Doni (43) mengungkapkan bahwa dirinya bersama kedua korban pada saat insiden nahas tersebut terjadi.
Awalnya, mereka datang untuk menyaksikan pertandingan antara Arema FC vs Persebaya Surabaya di gate 14 tribune selatan Stadion Kanjuruhan.
Tribune selatan menjadi lokasi terparah tragedi bentrokan antara suporter dengan pihak keamanan.
"Sebanyak 20 warga RT 14 melihat langsung di Stadion Kanjuruhan," ucap Doni.
Doni menjadi saksi ketika sejumlah suporter menerobos masuk lapangan, tetapi langsung panik ketika aparat keamanan menembakan gas air mata ke gate 12.
"Saat itu, petugas menembakkan gas air mata ke gate 12 namun karena angin mengarah ke kami dan membuat mata perih seketika orang-orang berhamburan keluar," tuturnya.
Doni mengatakan bahwa ada luka lebam di wajah kedua jenazah, sehingga besar dugaan korban sempat terinjak-injak pada insiden tersebut.
Kedua korban telah tiba di rumah pada Minggu (2/10) dan langsung dimakamkan, kini yang tersisa hanya Alfiansyah yang harus hidup sebatang kara.(mcr26/jpnn)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News