Tragedi Kanjuruhan karena Kapasitas Berlebihan, Arema FC Blak-blakan

GenPI.co - Manajemen Arema FC mulai blak-blakan memasuki hari ketiga setelah tragedi yang terjadi di Stadion Kanjuruhan.

Seperti diketahui, kerusuhan terjadi usai laga lanjutan Liga 1 2022/23 antara Arema FC vs Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu (1/10).

Tragedi berawal dari invasi penggemar Arema ke lapangan akibat kecewa tim kesayangan mereka menelan kekalahan 2-3 pada derbi Jawa Timur tersebut.

BACA JUGA:  5 Fakta Stadion Kanjuruhan, Kandang Arema FC yang Jadi Sorotan Dunia

Suasana yang dinilai semakin tidak kondusif membuat aparat keamanan menembakkan gas air mata ke arah kerumunan.

Namun, tindakan tersebut justru memperparah kekacauan, didesak rasa perih dan sesak para penonton berjejal di pintu keluar.

BACA JUGA:  Ingin Usut Tuntas Tragedi Kanjuruhan, Pentolan Bonek Izin ke Aremania

Hingga Minggu (2/10) sore WIB, Dinas Kesehatan Kota Malang melaporkan telah mengidenifikasi 131 korban meninggal.

Panitia pelaksana pun sontak menjadi sorotan karena dinilai tidak kompeten dalam menyelenggarakan pertandingan.

BACA JUGA:  Presiden Arema FC Mengeluh Dihukum Larangan Bermain di Kandang

Tidak hanya itu, ada dugaan bahwa panitia menjual tiket jauh lebih banyak dibandingkan kapasitas Stadion Kanjuruhan.

Menanggapi hal tersebut, Media Officer Arema FC, Sudarmaji membantah pihaknya melakukan penjualan tiket melebihi kapasitas.

"Sudah beberapa kami konfirmasi tiket itu sebenarnya tidak melebihi batas kuota. Hal itu dibuktikan dengan tidak adanya penonton yang meluber keluar stadion," ujar Sudarmaji di Kandang Singa, Senin (3/10).

Menurutnya, hal ini dapat dibuktikan dengan tidak adanya penumpukan penonton saat siaran langsung di televisi.

Kendati demikian, pihak Arema FC akan kooperatif dengan pihak berwajib untuk menginvestigasi tragedi tersebut secara tuntas.(GenPI Jatim)