GenPI.co - Viking Bandung dikabarkan menuntut PSSI untuk menghentikan kompetisi Liga 1 2022/23 dan mengancam akan memboikot jika diabaikan.
Hal tersebut diungkapkan secara langsung oleh Hagi Rizky Mijatovic selaku Ketua Harian Viking Kampus Persib Club.
Dirinya mendukung aksi protes Aremania sebagai bentuk memelihara ingatan publik atas tragedi Kanjuruhan yang sampai saat ini jalan di tempat.
Dukungan tersebut sebagai bentuk solidaritas sesama supoter karena tidak ada rasa keadilan dari federasi sepak bola Indonesia atas hilangnya ratusan nyawa dalam tragedi Kanjuruhan.
Hagi Rizky ingin PSSI menghentikan Liga 1 2022/23 untuk sementara sampai penanganan kasus tragedi Kanjuruhan Malang diselesaikan secara tuntas.
“Ini kenapa liga dijalankan, sedangkan kasus (Kanjuruhan, red) belum tuntas. Ini bukan tentang satu dua nyawa orang, tapi kan ratusan nyawa,” kata Hagi Rizky dari rilis yang diterima GenPI.co, Senin (12/12).
Lelaki yang akrab disapa Hagi itu menyerukan agar seluruh suporter klub di Indonesia untuk memboikot seluruh pertandingan Liga 1, karena kematian ratusan nyawa itu masalah besar.
“Saya ingin teman-teman memboikot dulu pertandingan karena memang bahwasanya hari ini masalah belum selesai, kami ingin masalah ini selesai sampai ke akar-akarnya. Jadi penegakan supremasi hukum harus jelas, harus dihadapkan sebenar-benarnya,” tegasnya.
Hagi Rizky pun meminta PSSI bertanggung jawab atas kematian ratusan nyawa di stadion Kanjuruhan Malang, karena mereka adalah penanggung jawab utama.
Menurut Hagi, PSSI sendiri terlihat mencari keuntungan dalam laga antara Arema FC kontra Persebaya Surabaya.
“Siapa yang bertanggung jawab di sini, yang paling bertanggung jawab adalah PSSI. Sebagai lembaga, kalau berkaca kepada kejadian sebelumnya kan ada dipentingkan oleh PSSI terkait dengan rating, dan (jam pertandingan, red) dari sore ke malam itu ada kepentingan di sana,” ucapnya.
Lebih lanjut, Hagi juga merasa aneh dengan penetapan tersangka tragedi Kanjuruhan Malang, di mana tak ada pihak PSSI, selaku pihak yang bertanggung jawab penuh, yang menjadi tersangka.
“Aneh ini, kok seolah-olah dibiarkan, sedangkan semua tahu bahwa sepak bola ini adalah hiburan rakyat yang murah, sekarang kami di sini sebagai suporter tapi masalah keamanan diabaikan, sampai kepada titik masalah hukumnya pun belum jelas. Makanya berkaitan dengan Kanjuruhan ini bukan bentrok antar suporter, tapi ini murni kejahatan,” tutupnya.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News