GenPI.co - Demam drama Korea (drakor) rupanya ikut menaikkan pamor makanan khas Negeri Ginseng.
Oleh karena itu, saat ini di dalam negeri, sudah banyak outlet baik kecil atau besar yang khusus menyajikan menu khas Korea Selatan.
Jaka Aditiawan salah satunya yang memanfaatkan peluang tersebut untuk membuka bisnisnya.
Dengan cara bermitra bersama Pojangmacha, dirinya mampu menghasilkan pundi-pundi rupiah.
"Untuk Pojangmacha sendiri dalam bahasa Indonesia berarti angkringan atau jajanan pinggir jalan," ujar pemuda yang kerap disapa Jaka kepada GenPI.co, Senin (3/8).
Sesuai dengan namanya, konsep outletnya sendiri mengusung jajanan pinggir jalan. Hanya ada tenda kecil dengan bangku dan meja seadanya.
"Saya mulai bisnis ini awal 2020. Awalnya, saya punya pemikiran untuk jadi wirausaha karena akan banyak pengalaman di bidang ini," tutur Jaka.
Dirinya pun memberanikan diri untuk bermitra dengan modal Rp 8 juta, belum termasuk biaya sewa tempat.
Saat memulai usaha jajanan Korea, Jaka merasa khawatir, takut melangkah, dan banyak pertimbangan. Dirinya pun merasa tidak percaya diri untuk memulai usahanya.
Namun, dengan semangat menjadi wirausaha, pria 27 tahun itu memulai bisnisnya.
"Dalam sebulan, omzet atau pendapatan kotor kisaran Rp 30 juta," jelas Jaka.
Dari usahanya itu Jaka berharap bisa lebih dikenal oleh banyak pencinta jajanan kaki lima.
"Saya juga ingin merambah usaha lain, sehingga bisa meninggalkan status karyawan, dan full menjadi seorang wirausaha," harapnya.
Korean street food milik Jaka berada di halaman Apotek Roxy, Ciledug, Tangerang. Meski kecil, outlet miliknya selalu ramai dikunjungi para pencinta jajanan Korea.
Menu makanan yang dijual beragam, mulai dari topokki, oden, rebokki, Chicken yangnyeom, dan beberapa menu lainnya.
Untuk harga jajanan di Pojangmacha sangat pas di kantong, mulai dari Rp 10 ribu. (*)
Outlet Pojangmacha milik Jaka di Ciledug, Tangerang (foto: Dok. Jaka Aditiawan)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News