Luar Biasa! Produk Bawang Goreng Nurul Diborong Orang Jepang

29 Agustus 2021 12:10

GenPI.co - Banyak peluang bisa dilakukan pebisnis untuk mencapai sukses.

Kali ini wanita asal Probolinggo, Jawa Timur menggali peluang produk olahan bawang goreng.

Tidak tanggung-tanggung, dia bahkan mampu menembus pasar Jepang. Luar biasa.

BACA JUGA:  Sopir Taksi Online Jadi Pebisnis, Usahanya Makin Moncer

Pebisnis skala usaha mikro kecil dan menengah ini (UMKM) ini menunjukkan bahwa pandemi tak menghalangi upaya bisnis.

Karena, dia justru menembus pasar Jelang di saat berlangsngnya pandemi covid-19.

BACA JUGA:  Samsul Berhasil Raup Ratusan Juta Rupiah/Bulan dari Bisnis Online

"Pandemi bukan penghalang bagi kami untuk terus berkiprah dalam memajukan usaha, sehingga tidak hanya eksis dalam pasar lokal saja, permintaan pasar ekspor pun harus dipenuhi setiap tahunnya," kata Pemilik UD Dua Putri Solehah, Nurul Khotimah di Kabupaten Probolinggo, Senin (23/8/2021), dikutip Antara.

Pebisnis produk makanan olahan bawang merah asal Desa Tegalrejo, Kecamatan Dringu, Kabupaten Probolinggo tersebut melesat dengan merek dagang "Hunay".

BACA JUGA:  Curhat ke Orang Tua Karena Nganggur, Yusril Kini Punya 17 Pekerja

Pasar ekspor Hunay, antara lain adalah Jepang.

"Ekspor telah menjadi target kami sejak awal usaha berjalan, sehingga banyak standar-standar yang sebelumnya harus dipenuhi,” bebernya.

Di antaranya, ujar dia, good manufacturing yang mengatur terkait tempat produksi, alur produksi, sanitasi dan sirkulasi, penerangan sampai keamanan produk saat proses produksi.

Dia sebelumnya telah mempelajari seluruh prosedur dan regulasi perdagangan ekspor-impor, yang didapatnya dari kegiatan trademart.

"Mulai dari bagaimana cara mencari buyer, prosedur dan proses trading-nya sudah cukup paham. Selain itu baru baru ini kami juga menjadi binaan Bank Indonesia, dan berhasil menjuarai event bergengsi yakni Bothcamp Supplier to Ekspor," katanya.

Nurul menjelaskan satu kegiatannya adalah business matching dengan beberapa negara tujuan ekspor, termasuk Thailand.

Tapi belum bisa langsung memesan, karena pihaknya belum memiliki dokumen Hazard Anaysis Critical Control Point (HACCP) yang menjadi syarat utama perdagangan ekspor.

"Ke depannya jika dokumen itu sudah kami kantongi, maka kami akan langsung menghubungi para Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) yang mengurusi ekspor di berbagai negara," ujarnya.

Dia menjelaskan, Kementerian Perdagangan memiliki database yang bisa diakses melalui ITPC terkait negara mana saja yang sedang membutuhkan produknya.

Adapun berdasarkan rekapitulasi ekspor Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Probolinggo, sejak tahun 2019 sampai 2021, UD Dua Putri Solehah tidak pernah absen dalam mendukung pasokan pasar ekspor produk bawang goreng terutama untuk negara Jepang.

"Tahun 2019 tercatat ekspor sebesar 990 kilogram, kemudian tahun 2020 kapasitasnya naik menjadi 2 ton lebih dan pada tahun 2021 turun menjadi 1,8 ton," kata Plt Kepala Disperindag Kabupaten Probolinggo Moch. Natsir.

Moch. Natsir menyayangkan UD Dua Putri Solehah belum memiliki dokumen dan sertifikasi khusus untuk industri produk makanan (HACCP), sehingga belum bisa melakukan ekspor sendiri.

Padahal, ujarnya, selain pengetahuan tentang ekspor impor sudah sangat memadai, dokumen-dokumen pendukung produknya sudah memenuhi syarat.

"Selaku fasilitator saat ini kami telah menjembatani komunikasi antara Disperindag Jatim dan Scuvindo selaku konsultan yang menerbitkan dokumen HACCP tersebut," bebernya.

Dia berharap penerbitan HACCP tahun ini bisa tuntas, sehingga tahun depan harapannya UD Dua Putri Solehah mampu ekspor sendiri tanpa melalui eksportir perantara. (*/ant)

 

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Linda Teti Cordina

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co