GenPI.co - Mental Yuan Carera untuk menjadi pengusaha sukses sangat dahsyat. Dia bangkit dari keterpurukan saat menjalankan bisnis ayam petelur.
Pria asal Desa Mulo, Wonosari, Yogyakarta, itu mengaku modal nekat saat menjalankan bisnisnya.
Pada awalnya, Yuan tidak memiliki niat berbisnis ayam petelur. Suatu ketika dia melihat peternakan ayam petelur saat touring.
“Dari sana timbul keinginan memiliki peternakan,” kata Yuan dalam kanal YouTube Capcapung pada 18 Februari 2022.
Yuan mengaku tidak memiliki latar belakang di bidang peternakan. Namun, dia tidak patah arang.
Yuan mempelajari semua hal tentang peternakan melalui internet dan mendatangi peternak.
“Saya modal nekat. Dari 1.500 ayam, 40 persen mati,” ujar Yuan.
Meskipun mengalami pengalaman pahit, Yuan tidak menyerah. Dia terus belajar.
Yuan pun memperbaiki kesalahannya. Menurut Yuan, berbisnis ayam petelur berbeda dengan usaha lain.
“Ayam bukan mesin. Cuaca berpengaruh, virus bisa masuk, pakan, dan minum harus dikontrol,” ucap Yuan.
Saat ini Yuan memiliki kandang yang bisa menampung lima ribu ayam. Namun, dia hanya mengisi 4.200.
“Memang saya kasih space kosong. Kalau ada ayam sakit, saya karantina,” ujar Yuan.
Dalam sehari Yuan bisa menghasilkan 200 kilogram telur. Bisnisnya tidak hanya berkaitan dengan telur, tetapi juga kotoran dan ayam yang sudah tidak produktif.
Yuan mengaku menjual kotoran ayam dengan harga Rp 8 ribu-Rp 10 ribu per karung.
Sementara itu, ayam yang sudah tidak produktif dijual kepada pengepul.
Meskipun demikian, Yuan juga mengaku sempat mengalami kendala berat saat berbisnis.
Salah satunya ialah saat harga telur anjlok. Kendala lainnya ialah saat harga pakan melonjak.
Yuan juga menghadapi masalah pemasaran pada saat memulai bisnis ayam petelur.
Saat masih memelihara 1.500 ayam, Yuan bisa menjual telur ke 2-3 kota. Ketika jumlah ayam bertambah, Yuan kerepotan.
“Sekarang sudah terbuka,” kata Yuan. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News