GenPI.co - Kegigihan dan kerja keras Abdul Mujib saat menjalankan bisnis ternak lele sangat patut dicontoh.
Mujib tetap tekun menjalankan bisnisnya meskipun menghadapi berbagai kendala.
Dia mengaku memulai bisnis budi daya lele pada 2018. Saat ini bisnisnya masih bertahan dan menjadi sumber penghasilan utama.
"Awalnya hobi mancing, kemudian mulai tertarik dan mencobanya dengan modal awal Rp 5 juta," kata Mujib kepada GenPI.co, Selasa (15/3).
Saat itu Mujib mengaku hanya mampu menebar tiga ribu bibit lele. Dia pun mulai mendapatkan kendala.
Menurut Mujib, banyak ikan lelenya yang diserang jamur. Mujib menjelaskan masalah utama ialah air.
“Saya kurang memperhatikan manajemen air," ucap Mujib.
Dia juga harus bergelut dengan harga beli yang rendah saat panen.
Selain itu, Mujib juga menyebut harga pakan ternak tinggi saat dirinya memulai usaha.
Otak Mujib terus berputar. Dia mengalihkan penjualan. Awalnya, Mujib menjual ikan lele kepada tengkulak. Saat ini dia menjual langsung kepada konsumen.
"Saya jual fresh dan lele asap," tutur Mujib.
Lambat laun bisnis yang dikelola Mujib berkembang. Formula yang diterapkannya sangat tepat.
Setiap tiga bulan Mujib bisa memanen bibit tebar sepanjang enam sentimeter.
Pendapatannya pun bertambah. Namun, Mujib enggan menyebutkan angkanya.
"Saya 2,5 bulan sudah mulai panen yang superan sekitar 30 persen, kemudian tiga bulan selanjutnya 50 persen, dan 3,5 bulan setelahnya sekitar 20 persen," katanya.
Mujib mengaku sudah membuat kelompok pembudi daya sendiri bernama Pokdakan Minata. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News