GenPI.co - Usaha tidak akan mengkhianati hasil. Begitulah prinsip Fredyanto dalam meyakinkan diri untuk berbisnis cara bikang.
Cara bikang merupakan penganan yang dibuat dari adonan utama tepung beras dan santan.
"Jualan harus telaten, yang penting niatnya. Terus berusaha, karena usaha tidak pernah mengkhianati hasil," kata Fredyanto dalam YouTube Kawan Dapur yang diunggah 6 April 2022.
Jenis kue basah itu dijualnya Rp 1.000 per buah. Meski murah, dia kerap keteteran dalam melayani pembeli.
Saat mulai berjualan pukul 2 siang, dagangannya langsung diserbu pembeli. Alhasil, sehabis isya, jajanan kue yang dijualnya sudah ludes seketika.
Fredyanto memangkalkan gerobaknya di Jalan Yos Sudarso 439, Tengah Babel, Wonokerto, Pekalongan, Jawa Tengah.
Dari jualannya itu, dia bisa menghabiskan 1.000 buah cara bikang. Dengan begitu, omzet harian Fredyanto mencapai Rp 1 juta.
"(Ramadan) omzet bisa tembus Rp 2 juta. Kalau puasa ya sekuatnya kita," ujarnya.
Namun, di balik kesuksesannya sekarang, ada proses panjang yang dilaluinya. Fredyanto ingat betul, saat mangkal pertama kali pada 2016, penghasilannya sangat tipis.
Selain itu, lokasi tempatnya dulu memang belum seramai sekarang. Saat itu, dia hanya memperoleh omzet Rp 300.000.
"Saya di sini sudah enam tahun, 2016-an," ucapnya.
Dalam berbisnis, Fredyanto sadar tak selamanya mulus. Dalam beberapa kesempatan, cara bikangnya tak ada yang membeli.
Situasi itu terjadi saat hujan melanda lokasi tempat berjualannya. Intensitas hujan yang besar membuat jalan di lokasi lapaknya banjir.
Kalau sudah begitu, dia sudah kadung merugi. Adonannya tak tahan lama dan harus dibuang hari itu juga.
"Kalau pas lagi banjir ya kita rugi, dibuang ini adonan. Harus dibuang, kan basi, nggak bisa buat besok," ucapnya.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News