GenPI.co - Kisah Undang Sudrajat terbilang luar biasa karena bisa menjadi pelukis hebat hanya bermodalkan tekad dan kemauan.
Undang Sudrajat merupakan salah satu pelukis yang ada di Pasar Seni Ancol, Jakarta Utara.
Sebelum memiliki kios sendiri, Undang Sudrajat dahulu adalah seorang anak desa dari Tasikmalaya, Jawa Barat.
Sampai umur 30-an tahun, dia baru merantau ke Jakarta untuk bekerja sebagai penjahit bordir mukena di Mangga Besar, Jakarta Utara.
Undang mengaku benar-benar suka dunia melukis pada saat itu, tetapi sama sekali tak bisa melakukannya.
Setelah bekerja, Undang mencoba berkunjung ke Pasar Seni Ancol pada 2006. Hampir setiap hari dia selalu melihat para pelukis mengerjakan karyanya.
"Pas malam hari mencoba ke Ancol modal nekat saja mau melukis, padahal sudah tua umurnya waktu itu," ucap dia kepada GenPI.co di Pasar Seni Ancol, Jakarta Utara, Rabu (4/5).
Setelah dilihat punya keinginan dan selalu datang ke Pasar Seni Ancol, akhirnya, Undang diajak koordinator Pasar Seni untuk mengikuti program transit pada 2006.
"Transit atau bilangnya dites selama 6 bulan. Aku transit 2 tahun, ada orang 6 bulan langsung diluluskan," kata pria 51 tahun itu.
Setelah lulus transit pada usia 37 tahun, Undang langsung diberikan kios di Pasar Seni Ancol.
Dia juga sempat mendapatkan penghargaan pada 2008 dari Gubernur DKI Jakarta saat itu Fauzi Bowo atas karya lukisannya tentang pencemaran pantai.
"Waktu itu karyanya bergambar ban di laut yang dikelilingi lumut dan kerang," ujarnya.
Sejak mengikuti transit hingga saat ini, Undang selalu berada di Pasar Seni Ancol.
Kini, satu lukisan yang dibuatnya bisa dihargai sekitar Rp 15-20 juta.
Undang mengaku sama sekali tidak pernah bersekolah seni di mana pun, bahkan sekolahnya hanya sampai SD.
"Aku semua otodidak karena tekad dan memang mau belajar saja akhirnya bisa," tutur dia.
Undang mengatakan semua bisa dilakukan asal ada niat dan kemauan. Bahkan, dia baru bisa melukis saat usia sudah tak muda lagi.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News