GenPI.co - Selamat siang, Dok. Saya sering membaca bahaya stunting. Bagaimana cara mencegah anak stunting?
Apa yang harus dilakukan orang tua agar anaknya tidak mengalami kekurangan gizi? Terima kasih banyak, Dok.
(Talitha, 27 tahun, Bogor)
Jawaban dari Dokter spesialis gizi klinik dr. Diana Felicia Suganda, M.Kes, Sp.GK
Studi Kasus Gizi Indonesia telah menemukan 24,4 persen balita di Indonesia mengalami kekurangan gizi pada 2021.
Stunting adalah salah satu permasalahan terbesar bagi perkembangan generasi muda Indonesia.
Orang tua, khususnya ibu, memiliki peran besar karena bisa menentukan keseimbangan gizi dan kesehatan anak dan diri sendiri sedari remaja.
Dengan kebiasaan gaya hidup dan pola makan yang seimbang, masyarakat Indonesia, khususnya anak dan ibu, bisa terbebaskan dari siklus rantai stunting.
Stunting bisa terjadi sejak anak berada di dalam kandungan. Meski stunting bukan berasal dari permasalah genetik, para ibu perlu memperhatikan pola makan sehat dengan asupan gizi yang cukup.
Menjaga kebiasaan pola makan sehat bisa dilakukan dengan mengonsumsi makanan berserat, memakan sayur, buah, dan minum air putih.
Asupan gizi yang seimbang juga perlu diperhatikan sejak mengandung atau bahkan sebelumnya.
Sebab, perempuan yang stunting berisiko melahirkan bayi berat lahir rendah yang memiliki risiko tinggi kondisi stunting.
Untuk mencapai perbaikan gizi anak di seluruh Indonesia, perlu diperhatikan masa kritis perkembangan anak.
Salah satunya ialah dalam seribu hari pertama kehidupannya yang dimulai dari 270 hari masa kehamilan sampai anak berusia dua tahun.
Orang tua bisa menjaga asupan gizi yang seimbang bagi anak dengan menerapkan Isi Piringku.
Dalam satu porsi makanan yang dikonsumsi berisikan 50 persen buah dan sayur serta 50 persen karbohidrat dan protein. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News