GenPI.co - McDonald's meminta maaf atas pemadaman teknologi global yang menyebabkan beberapa restoran tutup selama berjam-jam.
Dilansir AP News, perusahaan mengatakan pemadaman listrik disebabkan oleh penyedia teknologi pihak ketiga dan bukan merupakan masalah keamanan siber.
Masalah ini dimulai sekitar pukul 12 pagi CDT selama perubahan konfigurasi dan hampir terselesaikan sekitar 12 jam kemudian, kata perusahaan yang berbasis di Chicago .
“Keandalan dan stabilitas teknologi kami adalah prioritas, dan saya tahu betapa frustrasinya ketika terjadi pemadaman listrik. Saya memahami bahwa hal ini berdampak pada Anda, tim restoran Anda, dan pelanggan kami,” Brian Rice, kepala informasi global perusahaan, mengatakan dalam sebuah pernyataan.
“Apa yang terjadi hari ini merupakan pengecualian terhadap norma yang ada, dan kami berupaya dengan sangat mendesak untuk menyelesaikannya. Terima kasih atas kesabaran Anda, dan kami dengan tulus meminta maaf atas ketidaknyamanan yang ditimbulkan,” tambah pernyataan itu.
Perusahaan mengatakan pemadaman ini juga tidak terkait dengan peralihannya ke Google Cloud sebagai penyedia teknologi.
Pada bulan Desember, McDonald's mengumumkan kemitraan multi-tahun dengan Google yang akan memindahkan komputasi restoran dari server ke cloud.
Kemitraan ini dirancang untuk mempercepat tugas-tugas seperti pemesanan di kios dan membantu manajer mengoptimalkan staf.
Sebelumnya pada hari Jumat, McDonald's di Jepang memposting di X, sebelumnya Twitter, bahwa “operasional sementara di banyak toko kami di seluruh negeri,” dan menyebutnya sebagai “kegagalan sistem.”
Di Hong Kong, rantai tersebut mengatakan di Facebook bahwa “kegagalan sistem komputer” mengganggu pesanan secara online dan melalui kios swalayan.
Downdetector, pelacak pemadaman listrik, juga melaporkan lonjakan masalah pada aplikasi McDonald's selama beberapa jam.
Beberapa restoran McDonald's beroperasi normal kembali setelah pemadaman listrik, dengan orang-orang memesan dan mendapatkan makanan mereka pada hari Jumat di lokasi-lokasi di Bangkok, Milan dan London.
Seorang pekerja di sebuah restoran di Bangkok mengatakan sistem tersebut mati selama sekitar satu jam, sehingga tidak memungkinkan untuk menerima pembayaran online atau kartu kredit namun masih memungkinkan untuk menerima uang tunai untuk pesanan. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News