Dituduh Lakukan Operasi Besar-besaran, Peretas China Diburu AS dan Inggris

27 Maret 2024 15:40

GenPI.co - Peretas yang terkait dengan Pemerintah China melancarkan operasi besar-besaran yang didukung negara dengan target pejabat AS, jurnalis, perusahaan, aktivis pro-demokrasi, dan pengawas pemilu Inggris.

Dilansir AP News, hal itu disampaikan otoritas Amerika dan Inggris pada Senin saat mengumumkan serangkaian tindakan kriminal.

Tujuan dari kampanye tersebut, yang menurut para pejabat dimulai pada tahun 2010, adalah untuk melecehkan para pengkritik Pemerintah China, mencuri rahasia dagangperusahaan Amerika dan untuk memata-matai dan melacak tokoh-tokoh politik tingkat tinggi. 

BACA JUGA:  Perekonomian China Membaik, Tapi Sektor Properti Masih Lesu

Para pejabat Barat mengungkapkan operasi tersebut, yang dilakukan oleh kelompok peretas yang dikenal sebagai APT31, sekaligus memberikan peringatan baru pada tahun pemilu mengenai negara yang telah lama dianggap memiliki kemampuan spionase yang canggih.

Departemen Kehakiman AS mendakwa tujuh peretas, semuanya diyakini tinggal di China.

BACA JUGA:  Berbisnis di China Penuh Ketidakpastian, Kata Pengusaha Eropa

Pemerintah Inggris, dalam pengumuman terkait, menjatuhkan sanksi terhadap perusahaan terdepan dan dua terdakwa sehubungan dengan pelanggaran yang mungkin memberi China akses terhadap informasi tentang puluhan juta pemilih Inggris yang ditahan oleh Komisi Pemilihan Umum.

“Departemen Kehakiman tidak akan mentolerir upaya Pemerintah China untuk mengintimidasi warga Amerika yang melayani masyarakat, membungkam para pembangkang yang dilindungi undang-undang Amerika, atau mencuri dari bisnis Amerika,” kata Jaksa Agung Merrick Garland dalam sebuah pernyataan.

BACA JUGA:  Dituduh Sesatkan Investor Soal Penjualan iPhone di China, Apple Bayar USD 490 Juta

Dia menambahkan bahwa “ Kasus ini berfungsi sebagai pengingat akan tujuan yang ingin dicapai oleh Pemerintah China dan mengintimidasi para pengkritiknya.”

Sebagai bagian dari kampanye intrusi dunia maya, kata jaksa, para peretas mengirimkan lebih dari 10.000 email ke target di seluruh dunia yang konon berasal dari jurnalis terkemuka namun sebenarnya berisi kode berbahaya. 

Setelah dibuka, email tersebut memasang perangkat lunak pelacakan yang memungkinkan peretas mengetahui lokasi korban, alamat IP, dan bahkan perangkat yang mereka gunakan untuk menerima email.

 Para peretas selanjutnya memanfaatkan pelacakan tersebut untuk menargetkan router rumah dan perangkat lainnya, “termasuk milik pejabat tinggi pemerintah AS dan politisi serta staf kampanye pemilu dari kedua partai politik besar AS,” kata dakwaan tersebut. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Irwina Istiqomah
peretas   china   operasi   inggris   pemilu   pemerintah   tekno  

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co