Cagar Budaya Seharusnya Bukan Sekadar Tempat Selfie

15 Juli 2019 09:06

GenPI.co - Dari ratusan situs cagar budaya yang ada di DKI Jakarta, beberapa di antaranya dibuat menjadi tempat wisata yang bisa dikunjungi oleh masyarakat. Sejarawan J.J. Rizal melihat cagar budaya tersebut seharusnya tidak hanya menjadi sekadar tempat wisata, tetapi juga media edukasi, khususnya terkait sejarah dari cagar budaya.

“Persoalannya adalah dia bisa menghasilkan yang lebih besar, tetapi kita tidak lihat. Bangunan itu punya nilai yang besar, nilai pendidikan, pelajaran, aspirasi dari masa lalu,” kata J.J. Rizal kepada GenPI.co (9/7).

Baca juga:

Kota Tua, Dari Kota Kolonial menjadi Kota Nasional 

Cagar Budaya Berkontribusi Besar Terhadap Pariwisata DKI 

Konservasi Mendorong Eksistensi Cagar Budaya 

Kota Tua, Kawasan Wingit dengan Sederet Kisah Horor

Menurutnya, hal yang seharusnya dipikirkan oleh pemerintah adalah bagaimana membuat kawasan itu sebagai kawasan yang patut dikunjungi. Selain itu menurut J.J. Rizal, melihat kebermanfaatan dari suatu cagar budaya bukan dinilai dari banyaknya orang yang datang, tetapi apa yang orang dapat setelah mereka datang.

“Problem besarnya adalah banyak situ sejarah, situs cagar budaya yang manfaatnya hanya dilihat dari kuantitas pengunjungnya saja, bukan apa yang mereka dapatkan ketika mereka pergi ke kota tua Batavia. Konsekuensinya jadi gak menarik. Makna dari cagar budayanya juga tidak dipahami oleh pengunjung,” ujarnya.

Tak hanya itu, J.J. Rizal juga menyayangkan cara pengemasan dari museum-museum bersejarah yang ada di Jakarta. Menurutnya, penyajian informasi yang ada di museum tidak memiliki narasi yang jelas, sehingga sulit dipahami oleh pengunjung.

“Ya contohnya coba masuk ke museum sejarah Jakarta, displaynya itu nggak karuan,nggak jelas narasinya. Jadi bangunan cagar budaya yang ada tidak dihargai, dan tidak dipahami, hanya dilihat sebagai ruang kapital. Orang cuma berpikir apa untungnya, bukan apa benarnya,” ungkap pendiri Komunitas Bambu tersebut.

Menurutnya, hal yang terpenting dari sebuah cagar budaya adalah nilai-nilai yang dimilikinya dan bagaimana caranya agar masyarakat bisa mendapatkan serta memahami nilai-nilai tersebut. Maka dari itu, J.J. Rizal sangat menyayangkan apabila suatu situs cagar budaya hanya sekedar menjadi tempat wisata atau tempat selfie, yang hanya dinikmati bagian fisiknya saja.

“Maka dari itu pemerintah juga harus mengemas agar situs-situs cagar budaya bisa memberikan manfaat, nilai, edukasi kepada masyarakat. Bukan hanya sekedar hiburan, selfie-selfie, tapi masyarakat malah tidak tau makna dari situs tersebut,” ujarnya.

J.J. Rizal mengungkapkan, suatu kota itu akan memiliki martabat apabila pemerintah dan masyarakatnya mampu menjaga ruang-ruang nilainya. Menurutnya, orientasi dalam konteks pengelolaan sebuah cagar budaya harus didasari pada pemeliharaan nilai-nilai sejarahnya, bukan hanya sekedar untuk mencari keuntungan dalam sektor pariwisata.

Simak juga video menarik berikut

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co