Intip Tradisi Menenun Suku Sasak Sade, Masih Terjaga Hingga Kini

03 Januari 2022 09:10

GenPI.co - Desa wisata Suku Sasak Sade yang ada di Lombok ditempati oleh masyarakat masih menjaga tradisi para leluhurnya.

Salah satu tradisi yang masih kental di sana ialah budaya menenun, khususnya bagi para perempuan Suku Sasak Sade.

Sebab, menenun merupakan aktivitas sehari-hari masyarakat di sini selain bertani.

BACA JUGA:  45 Desa Wisata di Lombok Siap Sambut Turis Asing Penjuru Dunia

Mujar, salah satu pemandu wisata di desa wisata suku Sasak Sade menjelaskan bahwa menenun merupakan tradisi leluhur yang terus dijaga hingga kini.

"Sebelum masuk jadi desa wisata, orang tua kami sudah menenun dan ini turun-temurun sampai sekarang," kata Mujar kepada GenPI.co, Minggu (2/12).

BACA JUGA:  Tradisi Unik Suku di Lombok, Bersihkan Rumah Pakai Kotoran Sapi

Mujar mengatakan suku Sasak Sade punya cara tersendiri untuk merawat tradisi leluhurnya, sehingga tak tergerus oleh arus modernisasi.

Pemandu wisata ini menyebut, setiap perempuan di desa ini sudah diajari menenun sejak masih anak-anak.

BACA JUGA:  Tradisi Unik 'Kawin Lari' Suku Sasak

Selain itu, perempuan juga tak boleh menikah jika masih belum bisa menenun.

"Memang ini bagi perempuan harus bisa menenun," katanya.

Mujar mengatakan, menenun bukan hanya soal tradisi, melainkan juga untuk memenuhi ekonomi keluarga.

Jadi, ketika perempuan itu sudah menikah, mereka bisa menjual tenun untuk membantu perekonomian suami.

Ketika memasuki desa wisata Suku Sasak Sade, kain tenun memang menjadi pemandangan yang mendominasi.

Hampir di setiap rumah, terdapat gantungan berbagai kain tenun untuk dijual ke para wisawatan.

Harga kain tenun pun bervariasi, mulai dari Rp 10 ribu sampai ratusan ribu rupiah.

Untuk kain tenun yang dibuat menjadi gelang masih sangat murah, yakni dengan harga mulai dari Rp10 ribu.

Namun, untuk kain tenun yang masih original harganya tentu berbeda.

Akan tetapi, tak perlu khawatir soal harga, karena pengunjung dan pembeli diperkenankan untuk tawar menawar sampai mendapatkan harga yang cocok.

Mujar menambahkan bahwa kain tenun juga biasa dijadikan mahar dalam pernikahan bagi masyarakat suku Sasak Sade.

Hal ini membuktikan bahwa tenun merupakan bagian penting masyarakat suku Sasak Sade, yang membuat tradisi leluhur ini masih ada hingga sekarang. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Yasserina Rawie Reporter: Chelsea Venda

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2025 by GenPI.co