GenPI.co - Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Daerah Istimewa Yogyakarta melaporkan rangkaian agenda G20 yang berlangsung di provinsi setempat efektif mendongkrak okupansi atau keterisian kamar hotel hingga 20 persen.
"Hotel bintang empat dan lima itu alami peningkatan okupansi dari dulu 30 persen saat ini bisa mencapai hampir 50 persen," ujar Ketua PHRI DIY Deddy Pranawa Eryana di Yogyakarta, dikutip dari Antara, Senin (28/3/2022).
Menurut dia, selain Hotel Royal Ambarrukmo, Tentrem, Sheraton, dan Hyatt sebagai venue utama pertemuan G20, hotel bintang empat dan lima lainnya juga ikut dipilih sebagai tempat menginap pendamping atau keluarga para delegasi G20.
"Ternyata delegasi G20 banyak yang bawa keluarga. Hampir enam hotel terpakai meski itu di luar penunjukan oleh panitia G20," terang Deddy.
Dampak positif dari agenda G20 juga ikut dirasakan hotel bintang tiga ke bawah.
Ditambah pemilihan DIY sebagai salah satu destinasi penyelenggaraan pertemuan G20 sebagai provinsi ini aman, nyaman, dan sehat untuk disinggahi.
"Kalau tidak aman, nyaman, dan sehat tentunya tidak dipilih sebagai tempat penyelenggaraan G20," jelasnya.
Dampak positif tersebut, semakin diperkuat dengan penurunan status PPKM di DIY dari level 4 ke level 3.
Selain wisatawan atau tamu kategori keluarga, menurut dia, kegiatan MICE (meeting, Incentive, convention, Exhibition) baik dari kementerian maupun swasta juga ikut bermunculan.
"Ini menjadi napas kami setelah kemarin level 4 banyak yang menunda sekarang sudah mulai reservasi kembali," ungkap dia.
Sementara itu, Public Relations Manager Grand Inna Malioboro Retno Kusuma menambahkan sejak 20 Maret 2022 okupansi hotel Grand Inna Malioboro di atas 85 persen.
Dia menuturkan tingginya tingkat hunian kamar hotel itu disebabkan kepercayaan pelanggan yang mulai pulih sehingga menggelar event-event berskala nasional di DIY.
"Seiring dengan turunnya level PPKM, tingkat okupansi hotel juga meningkat," tandasnya.(Ant)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News