Berusia Ratusan Tahun, Inilah Gereja Kelahiran Santa Perawan Maria Surabaya

10 Desember 2022 08:30

GenPI.co - Berwisata tak melulu bepergian ke tempat hiburan dan bersenang-senang. Mengunjungi tempat ibadah bersejarah bersama keluarga bisa menjadi alternatif wisata religi edukasi yang menyenangkan.

Berdasarkan survei Agoda, menjelajah kota dan tempat-tempat bersejarahnya adalah salah satu destinasi yang ingin dikunjungi wisatawan Indonesia, setelah pantai dan alam. Mempelajari sejarah akan memperkaya pengalaman dan pengetahuan tentang suatu tempat.

Dalam kampanye terbarunya bertajuk ‘Family Travel’, Agoda ingin memperkenalkan berbagai destinasi wisata yang bisa dinikmati bersama keluarga. Salah satu kota yang dikunjungi adalah Surabaya.

BACA JUGA:  Pendeta GPIB: Terima Kasih Pak Anies, Izin Pembangunan Gereja Lancar

Dalam kesempatan ini, GenPi.co mengunjungi sebuah Gereja Katolik tertua di Kota Surabaya. Namanya, Gereja Katolik Kelahiran Santa Perawan Maria. Tempat peribadatan umat Katolik ini bisa dikunjungi oleh wisatawan lintas agama.

Gereja yang berlokasi Jl. Kepanjen No.4-6, Krembangan Kota Surabaya ini dikenal pula dengan sebutan Gereja Kepanjen. Konon katanya gereja ini diyakini sebagai yang tertua di Surabaya dengan usia lebih dari 200 tahun.

BACA JUGA:  Healing di Jantung Kota Surabaya, Hotel Bumi Hadirkan Nuansa Tropical dan Art

Ketua Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Surabaya, Subchan mengatakan, bangunan bersejarah ini ditetapkan sebagai cagar budaya oleh Pemerintah Kota Surabaya pada 1998.

Inisiator pembangunan Gereja Kepanjen adalah Pastor Philipus Wedding bersama rekannya Hendricus Waanders. Mereka datang dari Belanda dan tiba di Surabaya pada 12 Juli 1810.

BACA JUGA:  Menepi di Surabaya North Quay, Spot Relaksasi Andalan Tepi Pantai 

“Selama 6 bulan menetap di Surabaya, Pastor Wedding kemudian melanjutkan perjalanannya ke Batavia. Sedangkan Waanders memilih menetap dan mendirikan rumah pastoran di Jalan Merak Cendrawasih,” ujar Subchan saat berbincang dengan GenPI.co saat media trip bersama Agoda, Sabtu (3/12).

Alhasil, Pastor Waanders menetap seorang diri di Surabaya. Sejak Pastor Waanders tiba di kota ini, kegiatan pelayanan umat Katolik pun langsung dimulai. Ia kerap mengadakan misa di rumahnya bersama para umat Katolik di Surabaya.

Tidak disangka, kian hari jumlah jemaat yang datang pun semakin banyak. Hal inilah yang kemudian mendorong Pastor Waanders ingin mendirikan sebuah gereja.

Keinginannya pun baru bisa terealisasikan pada tahun 1822, di mana mereka berhasil membangun sebuah gereja pertama di pojok Jalan Roomsche Kerkstraat (sekarang Jalan Cendrawasih dan Jalan Merak).

“Gereja ini sempat mengalami keretakan pada bagian samping-samping gedung sehingga sudah tidak bisa menampung umat dalam jumlah banyak,” ungkap Subchan.

Akhirnya, lanjutnya, mereka memutuskan untuk membangun gereja baru di Jalan Kepanjen No 4-6, Surabaya, yang dirancang oleh arsitek dari Semarang bernama W. Westmaas dengan gaya neo-gothic.

Menurut Subchan, gedung Gereja Kepanjen kembali direnovasi untuk mengganti kaca-kaca jendela yang sudah tidak dalam kondisi baik pada 1960.

“Gereja Kepanjen sudah mengalami tiga kali renovasi yaitu pada tahun 1950, 1960 dan 1996. Pada renovasi pertama yakni periode 1949-1950 karena bangunan sempat terkena bom saat perang kemerdekaan,” paparnya.

Belum berhenti di situ, pada 1966, Gereja Kepanjen direnovasi untuk ketiga kalinya.

Pada renovasi kali ini, kedua menara yang ada di samping kanan dan kiri pintu masuk utama gereja kembali dipasang dengan ketinggian masing-masing 15 meter, tinggi salib 3,75 meter, dan ayam jago 3,75 meter.

Kini, Gereja Kepanjen masih berdiri kokoh dengan desain khas Eropa. Arsitektur bangunan menyerupai kastil-kastil kuno di Inggris dengan susunan batu-bata merah yang artistik.

Masuk ke dalam gereja, tampak sekali kemegahan gaya arsitek Eropa dengan ukuran yang cukup luas. Daya tampungnya bahkan bisa mencapai 2.000 jemah dalam setiap misa besar.

“Jika overload, bisa memakai halaman gereja yang menampung sampai 1.000 jemaah,” tambah Subchan.

Seperti gereja Katolik pada umumnya, Gereja Katolik Kelahiran Santa Perawan Maria ini juga dilengkapi dengan Goa Maria di sebelah belakang kanan.

Siapa pun yang datang berkunjung saat tidak ada perayaan misa, disambut baik oleh petugas keamanan gereja. Bahkan mereka membantu pengunjung yang ingin berfoto dalam gereja.

“Pengunjung diminta untuk melapor terlebih dahulu untuk bisa masuk gereja,” tandas Subchan.

Sebagai Kota Pahlawan, tentu masih banyak destinasi bersejarah lain yang menarik di Surabaya. Kamu bisa mendapatkan rekomendasi berbagai destinasi wisata dan aktivitas menarik untuk dilakukan bersama keluarga dengan menggunakan fitur pencarian "Aktivitas" di aplikasi Agoda.

Kamu dapat berkeliling kota dan mengunjungi Museum Perjuangan, gedung bersejarah yang kini menjadi Hotel Majapahit, dan Jembatan Merah, melihat arkeologi peninggalan Majapahit , atau mengunjungi Benteng Van Den Bosch di Ngawi.

Kamu bebas memasukkan seluruh rekomendasi aktivitas yang menarik ke fitur Keranjang (cart) dan check out belakangan, sehingga tidak akan ada destinasi seru yang terlewatkan.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Hafid Arsyid

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co