Kue Bangket Selera Tradisional Yang Dicari Para Tamu Lebaran

24 Mei 2020 09:40

GenPI.co - Salah satu yang diburu dalam silatutahmi Hari Raya Idulfitri adalah kue tradisional. Tidak banyak keluarga yang menyajikan kue ini karena memang sudah sulit menemukan atau bahan bakunya sulit didapat.

Banyak ragam kue tradisional di masyarakat Indonesia, salah satunya adalah Bangket. 

Bangket adalah kue lebaran yang dibuat dari sagu, tapioka, santan, telur, gula dan kacang. 

Bangket memiliki rasa yang renyah, gurih dan manis. Sehingga menjadi incaran para tetamu.

"Bangket dikenal sebagai obat ulu hati juga selain sajian dalam lebaran," kata Marsuto Lakadjo (74), warga Kelurahan Bugis, Kota Gorontalo beberapa waktu lalu.

BACA JUGA: Bikin Kue Lebaran Sendiri, Ini Resep Lapis legit Keju

Bangket suguhan lebaran ini tidak mudah membuatnya, perlu proses panjang.

"Tepung sagu direndam dulu sampai warnanya lebih terang," kata Rani Suleman, istri Marsuto Lakadjo.

Usai direndam tepung ditiriskan hingga kering, setelah itu disangrai. Hasil sangrai tepung sagu inilah batu bisa dijadikan bahan baku bangket.

"Ribet proses pembuatannya, jadi jarang ada yang mau buat," ujar Rani Suleman.

Untuk menikmati kue bangket ini biasa disajikan dengan kopi atau teh. Pemanasan kue lebih bagus menggunakan "porono" atau oven tradisional berbahan bakar gonofu atau kulit kelapa.

BACA JUGA: Masih Ada Waktu! Yuk, Bikin Kue Nastar untuk Lebaran

Hasil pembakaran pakai porono jauh lebih mengembang dan kue bertekstur lembut. Jika dipanggang menggunakan oven modern kue ini agak keras.

Kue yang agak keras langsung berubah menjadi lembut, sangat nikmat disantap.

"Saya membuat kue bangket sejak masih muda, dulu saya jual di warung-warung untuk membiayai sekolah anak-anak," papa Rani Suleman.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Landy Primasiwi

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co