3 Alasan Utama Korban KDRT Masih Bertahan dengan Pasangannya

06 Mei 2021 21:20

GenPI.co - Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) merupakan salah satu permasalahan dalam rumah tangga yang ditakutkan pasangan suami istri.

Tak hanya memiliki bekas luka di tubuhnya, korban KDRT pun akan mengalami trauma psikologis yang akan berbuntut panjang.

BACA JUGA: Alami KDRT, Vicky Zainal Laporkan Suami Ke Komnas Perempuan

Kondisi ini pun rumah tangga tak bisa dikatakan harmonis lagi, apalagi bila mengalaminya secara terus menerus.

Namun, ada beberapa alasan korban KDRT tetap bisa mempertahankan hubungannya walaupun terasa menyakitkan. Menurut para pakar, ada tiga alasan utamanya.

1. Malu

Korban KDRT bertahan karena merasa perceraian atau perpisahan akan jadi aib baginya. 

Apalagi kalau sampai orang-orang tahu pasangannya kejam. Ia justru malu karena gagal mempertahankan keharmonisan rumah tangganya.

2. Merasa bersalah

Ada juga korban yang merasa bersalah kalau meninggalkan pasangannya. 

Ia malah merasa bahwa amukan dan kekejaman pasangannya justru disebabkan oleh perbuatannya sendiri. 

Misalnya seorang istri merasa dirinya pantas dipukuli suami karena ia pulang malam tanpa izin. 

Pikiran yang salah ini sebenarnya merupakan mekanisme pertahanan diri korban supaya ia tidak terlalu stres.

BACA JUGA: Jangan Abaikan! Kenali 4 Tanda Anak Menjadi Korban KDRT

3. Tekanan sosial atau spiritual

Wanita korban KDRT sering mendapat tekanan sosial atau spiritual untuk bertahan dalam pernikahannya meskipun sarat kekerasan. 

Pasalnya, dalam budaya atau agama tertentu wanita harus patuh terhadap suami. 

Korban yang menelan mentah-mentah nilai tersebut akan kemudian percaya bahwa sudah sepantasnya ia tetap mematuhi suaminya. (hellosehat)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Landy Primasiwi

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co