Kajian Gus Baha: Allah Cinta Orang Bekerja Meski Tak Salat Jemaah

01 Juli 2022 13:03

GenPI.co - Penceramah kondang KH Bahauddin Nursalim alias Gus Baha membeberkan kajian Islam terkait Allah SWT mencintai para pekerja sekalipun mereka tidak mampu mendirikan salat jemaah.

Hal tersebut diungkapkan Gus Baha dalam ceramah yang diunggah kanal YouTube MATA HATI pada 5 Juni 2021.

Menurut Gus Baha, Allah bisa mencintai para pekerja sekalipun mereka tidak mampu mendirikan salat jemaah.

BACA JUGA:  Kajian Gus Baha: Istri Jangan Lakukan Ini pada Suami, Bisa Ngeri

Gus Baha mengisahkan betapa Allah SWT mencintai para pekerja, sekalipun mereka tidak mampu salat jemaah sebab pekerjaannya.

Gus Baha menceritakan sebuah riwayat hadis, bahwa suatu saat, Nabi Muhammad SAW sedang mengajar sahabat-sahabatnya di teras masjid.

BACA JUGA:  Kajian Gus Baha: Meski Kaya Raya, Jangan Berlebihan untuk Sedekah

Di tengah pengajian itu, ada seorang pemuda dengan santainya melewati jemaah pengajian.

Pemuda tersebut diketahui memikul cangkul, menunjukkan dia adalah pekerja.

BACA JUGA:  3 Zodiak Jadi Sumber Masalah, Mereka Bisa Membuat Suasana Rusuh

Melihat hal itu, salah satu sahabat yang ekstrem langsung naik darah dan mengomentari:

"Sial betul pemuda itu! ada Rasulullah sedang memberi pengajian, dia lewat saja! Bukannya berhenti dan ikut mengaji malah jalan saja. Celakalah dia!"

Namun, menurut Gus Baha, seorang sahabat tersebut lantas diingatkan oleh rasulullah SAW:

"Jangan kamu berkomentar seperti itu! Dia itu bekerja bisa saja supaya tidak meminta-minta. Itu adalah sunahku," jelas Gus Baha.

Rasulullah SAW pun melanjutkan, "Atau dia bekerja untuk keluarganya, untuk ibunya. Itu juga sunahku. Dan Allah mencintai orang mukmin yang bekerja"

Menurut Gus Baha, dari riwayat ini bisa diambil hikmah, bahwa Nabi Muhammad SAW justru membenarkan si pemuda yang tidak ikut mengaji tersebut karena sebab bekerja.

Sejak saat itu, sahabat tidak lagi mudah mengkritik orang yang tidak mengaji.

Riwayat ini sekaligus menjadi pengingat bagi para kiai atau pemuka agama, supaya tidak terlalu cepat bersikap reaktif ketika menemui jemaahnya yang tidak mengaji karena sebab pekerjaan.

"Saya ini Kiai yang sukses. Sebab yang mengaji ya saya puji, yang tidak mengaji juga saya puji," kata Gus Baha.

Gus Baha pun melanjutkan, kenapa bisa? pada dasarnya orang yang datang ke pengajian adalah orang yang baru ingin belajar.

"Sementara orang yang tidak ikut mengaji karena bekerja, sebenarnya sedang mengaplikasikan ilmunya. Misalkan bekerja mencari nafkah, mengasuh anak, atau bahkan mengajak bermain anaknya sebagai bentuk kasih sayang," ungkap Gus Baha.

Menurut Gus Baha, itu semua adalah cara manusia mengaplikasikan ilmu yang diterima dalam kehidupan.

"Toh jika berhalangan mengaji karena urusan keluarga atau mencari nafkah, tidak ada masalah. Lain halnya jika meninggalkan pengajian atau ibadah karena maksiat dan melakukan perbuatan yang haram," kata Gus Baha.

Tidak hanya dalam hal mengaji. Dalam aspek salat jemaah pun demikian.

Gus Baha mennyebutkan, suatu ketika Abu Al-Qasim Junaidi ditanya, bagaimana ketika ada orang yang sedang bekerja, kalau dia salat jemaah bisa dimarahi sama majikannya.

Namun, kalau dia tidak salat jemaah, maka akan kehilangan fadhilah jemaah.

Abu al-Qasim menjawab dengan mantap, "Salat sendirian saja. Yang penting kamu bisa menafkahi keluargamu,"

Bukankah jemaah itu fardhu kifayah? Abu al-Qasim lantas menjawab, jangan sampai gara-gara jemaah, kamu kehilangan nafkah dan orang menyalahkan salat.

Oleh sebab itu, kata Gus Baha, salat jangan sampai jadi tersangka. Jangan sampai salat menjadi sesuatu yang disalah-salahkan, kalau salat jemaah menyebabkan hilangnya jalan nafkah untuk keluarga.

"Amat sayang jika yang berhalangan demikian lantas dikritik atau dicap jelek oleh ulamanya sendiri. Dengan demikian ulama harus mengerti, bahwa dirinya membawahi banyak sekali umat termasuk mereka yang tidak bisa beribadah karena desakan pekerjaan. Allah dan Nabi Muhammad saja mencintai para pekerja yang mencari nafkah bagi keluarganya," kata Gus Baha. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Tommy Ardyan

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co