Kemendikbud-Kemenristek Digabung, Akademisi Omong Efek Pahitnya

Kemendikbud-Kemenristek Digabung, Akademisi Omong Efek Pahitnya - GenPI.co
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim (foto: JPNN)

GenPI.co - Akademisi politik Kacung Marijan menilai bahwa tak ada yang salah dari peleburan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dan Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek).

Pasalnya, riset di Indonesia kebanyakan dilakukan di perguruan-perguruan tinggi. Sementara itu, perguruan tinggi ada di bawah komando Kemendikbud.

BACA JUGAPengamat: Kalau Reshuffle, AHY Cocok Jadi Menpora

“Jadi, sebetulnya dari sisi itu bisa terlihat bahwa akan lebih masuk akal jika digabung,” ujarnya kepada GenPI.co, Rabu (21/4/2021).

Kacung mengatakan bahwa pada 2014 lalu Kemenristek juga mengurusi soal pendidikan tinggi, dan diberi nama Kemenristekdikti.

“Namun, pada 2019 lalu pendidikan tinggi kembali dimasukan ke Kemendikbud, karena pendidikan tinggi adalah bagian dari pendidikan secara keseluruhan,” katanya.

Pengajar di Universitas Airlangga itu memaparkan bahwa penggabungan Kemendikbud dan Kemenristek bebannya akan menjadi berat, terutama di masalah program kerja dan organisasi.

BACA JUGACak Imin Dipuji Setinggi Langit, Pengamat: Miliki 4 Keunggulan

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya