DEAR DIARY

Ibadah Ramadan di Paris, Fina Jadi Bisa Masak

Ibadah Ramadan di Paris, Fina Jadi Bisa Masak - GenPI.co
Fina Fitriyani Karlina (foto: Dok. Fina)

Untuk mengaji, aku dan teman-temanku di PPI mengadakan kajian tiap hari Minggu pagi. Begitu pun dengan urusan salat.

Namun, karena waktu Isya sudah sangat larut, jadi saat salat tarawih aku menjalaninya sambil menahan kantuk.

Beberapa temanku bahkan memilih untuk tidak sahur dan mengucapkan niat setelah makan untuk berbuka.

Pernah suatu waktu, aku ingin salat di masjid. Namun, aku kaget, karena alat salat mereka bentuknya tak seperti mukena. Alat salat yang mereka pakai cenderung berbentuk seperti jubah.

Selama Ramadan hingga Lebaran, aku dan teman-temanku suka berbagi-bagi kue kering. Jadi, kami mengadakan makan-makan di salah satu apartemen milik seorang teman kami, lalu saling membawa makanan.

Akibat agenda tersebut, aku yang semulanya tak bisa masak, kini sudah bisa masak, termasuk untuk lauk-lauk khas Lebaran, seperti rendang dan opor ayam.

Khusus kue kering, aku kini sudah bisa membuat putri salju dan nastar.

Menurutku, berat atau tidaknya menjalani ibadah puasa itu kembali pada diri masing-masing orang.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya