Industri Cokelat di Yogya, Kurangi Upah Pekerja Agar Bertahan

Industri Cokelat di Yogya, Kurangi Upah Pekerja Agar Bertahan - GenPI.co
Enaka produksi turunan cokelat di Griya Cokelat Nglanggeran, Kecamatan Patuk, Kabupaten Gunung Kidul, DIY. (Foto ANTARA/HO-Surini)

GenPI.co - Griya Cokelat Nglanggeran di Kecamatan Patuk, Kabupaten Gunung Kidul berupaya tetap berproduksi di tengah pandemi Covid-19.

Kapasitas produksi, jam kerja dan upah karyawan pun dikurangi untuk mempertahankan kelangsungan industri yang berada di kawasan wisata Gunung Api Purba Nglanggeran ini.

BACA JUGA: Pantai Gunung Kidul Jadi Primadona, Hari Ini Puncak Kunjungan

Pengurus Griya Cokelat Nglanggeran Surini mengatakan pemasaran produknya selama pandemi ini hanya mengandalkan sektor pariwisata saja.

“Kami masih bisa bertahan. Hanya, mengurangi kapasitas produksi, jam kerja dan upah karyawan,” kata Surini di Gunung Kidul, Rabu (19/5).

Produk dari Griya Cokelat ini di antaranya minuman cokelat berbagai varian, cokelat batangan, bakpia cokelat, keripik pisang cokelat, dodol cokelat dan aneka camilan lainnya.

Surini mengaku sejak pandemi terjadi, permintaan menurun tajam hingga sampai 70 persen.

Surini mengatakan sebelum terjadi pandemi, pihaknya mampu menjual 6.000 sachet per bulan. Sedangkan saat ini maksimal 2.000 sachet per bulan minuman cokelat yang harganya kisaran Rp4.500 sampai Rp5.500 per sachet.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya