
Di samping kanan kirinya berdiri megah rumah-rumah warga China. Masjid ini terselip di antaranya, dan hanya terlihat kubahnya yang menjulang.
Meski tidak ada sejarah otentik, namun masjid ini kerap dikaitkan dengan keberadaan Pangeran Diponegoro saat berjuang melawan penjajah Belanda. Kabarnya, ia bersembunyi di sini sekaligus belajar mengaji.
Sesepuh Kampung Menyanan Imam Syafii menuturkan, sebelum menjadi masjid, bangunan itu hanya mushala.
Saat ini Nampak utuh bangunan asli yang terdiri dari enam pilar dan pengimaman dengan tulisan nama-nama sahabat Nabi Muhammad SAW.
“Ada tulisan Abu Bakar as Shidiq, Umar bin Khatab, Usman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib. Dua makam di samping kiri juga sudah dipindah dan kini ditutup keramik,'' tuturnya.
Dituturkannya, mushola itu pernah hilang namun kemudian ditemukan lagi sekitar 1967. Saat ditemukan kondisinya sangat memprihatinkan dan tersembunyi di antara gedung-gedung tinggi.
Kemudian pada 1993 banguan kuno itupun direhab. Dan tampaklah wujudnya seperti yang sekarang ini terlihat.
Imam Masjid An Nur, M Kodirun (45) menambahkan warga di Gang Menyanan Kecil ini yang merupakan warga asli pribumi yang jumlahnya makin sedikit. Jumlah rumah juga tinggal enam, karena sudah dibeli Yayasan Kebondalem.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News