Paus Sperma 18 Meter Ditemukan Terdampar di NTT

Paus Sperma 18 Meter Ditemukan Terdampar di NTT - GenPI.co
Ikan hiu paus tersangkut pada jala nelayan di wilayah perairan Pantai Labuhan Haji, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat, Rabu (16/6/2021). (FOTO: ANTARA/HO BPSPL Denpasar)

GenPI.co - Balai Kawasan Konservasi Perairan Nasional (BKKPN), Kupang, Nusa Tenggara Timur, melaporkan bahwa nelayan di Desa Ngadu Mbolu, kabupaten Sumba Tengah menemukan seekor ikan paus yang diduga paus sperma terdampar dengan kondisi badan yang sudah membusuk.

Kepala BKKPN Kupang, Imam Fauzi mengatakan bahwa mamalia paus itu diduga sudah mati saat berada di tengah. Sebab, saat ditemukan nelayan di daerah itu sudah dalam keadaan membusuk.

"Tim kemarin sudah berangkat ke sana dan sudah mengidentifikasi paus tersebut, menurut pengakuan nelayan itu, sudah ditemukan sejak tanggal 26 Juni," katanya seperti yang dilansir dari Antara, Kamis, 1 Juli 2021.

BACA JUGA:  Jala Nelayan Rusak Tersangkut Hiu Paus, Petugas dan Warga Iuran

Mamalia laut tersebut sebelumnya juga sudah terlihat berada di laut sejak hari Jumat 25 Juni 2021. Saat terdampar di pesisir kondisi mamalia laut sudah tidak lengkap artinya tidak ditemukan kepala, ekor, dan sirip. Selain itu, posisi perut juga sudah membesar.

Imam menambahkan minimnya jaringan telekomunikasi di daerah itu mengakibatkan koordinasi dengan BKKPN jadi terhambat sehingga proses identifikasi juga membutuhkan waktu.

BACA JUGA:  Turki Dukung Palestina, Erdogan Minta Bantuan Paus Fransiskus

Lebih lanjut kata Imam hasil pengamatan dan pengukuran tim Quick response Sumba Timur diketahui panjang bangkai 9,1 Meter dengan panjang total saat pertama kali terdampar kurang lebih 18,1 Meter. Kemudian diketahui diameter perut 5,8 meter.

Adapun tim juga melakukan pengamatan dan pengukuran tulang bagian vertebra yang sudah terlepas dari bangkai mamalia dengan dimensi, tinggi 91 cm, lebar total 72 cm, tebal 30 cm, keliling 122 cm.

BACA JUGA:  Jelang PPKM Darurat, Wagub DKI Sampaikan Pesan Menggetarkan

"Tim juga sulit mengidentifikasi karena kondisi bangkai yang sudah rusak, tidak lengkap, dan tidak diketahui kunci identifikasi jenisnya," ujar dia.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya