Soal Kekerasan TNI, Stafsus Angkie Yudistia Minta Maaf ke Difabel

Soal Kekerasan TNI, Stafsus Angkie Yudistia Minta Maaf ke Difabel - GenPI.co
Staf Khusus Presiden Angkie Yudistia. Foto: ANTARA

GenPI.co - Staf Khusus Presiden, Angkie Yudistia menyayangkan tindakan oknum anggota polisi militer TNI AU dalam berkomunikasi dengan warga sipil di Marauke, Papua, Senin (26/07).

Terlebih, warga tersebut merupakan penyandang disabilitas (tuli).

“Ada cara-cara yang lebih bijak dalam merespon aktifitas warga disabilitas, kami menyayangkan sikap berelebihan yang dilakukan oleh oknum anggota TNI disana ketika berusaha melerai pertikaian antar warga,” ujar Angki. 

BACA JUGA:  Soal Kasus Oknum TNI AU Akademisi: Negara Harus Lindungi Rakyat

Sebagai sesama disabilitas tunarungu/tuli, Angkie Yudistia berharap ada pendekatan persuasif yang bisa dilakukan dan mengedepankan sikap humanis ketika berhadapan dengan masyarakat disabilitas, utamanya kelompok tunarungu/tuli.

“Saya seorang tunarungu/tuli, saya memahami betul bagaimana sulitnya berkomunikasi. Saya memahami perasaan teman-teman disabilitas yang lain di seluruh Indonesia. Sebagai bagian dari pemerintah dan juga sesama disabilitas, saya meminta maaf atas kejadian ini dan berharap kedepannya tidak terulang peristiwa serupa di kemudian hari,” paparnya.

BACA JUGA:  Kekerasan TNI AU di Papua, Yan Mandenas: Bentuk Kebrutalan Aparat

Staf Khusus Presiden mendukung langkah yang telah diambil oleh TNI Angkatan Udara dalam penegakan hukum terhadap oknum anggotanya

“Kami mendukung setiap upaya penegakan disiplin yang telah dilaksanakan sesuai dengan aturan hukum yang berlaku di lingkungan TNI,” tegas Angki.

Angkie Yudistia meyakini, prajurit TNI mampu menjalankan fungsi secara professional dengan mengedepankan delapan wajib TNI yang ramah, santun, menjunjung tinggi kehormatan, serta menjadi contoh yang baik kepada rakyat.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya