
Meski demikian, Heru membenarkan pernyataan pakar ITB yang menyebut terjadi penurunan tanah di Pekalongan dan Semarang. Berdasarkan data yang diperolehnya dari berbagai lembaga riset, penurunan tanah di Semarang mencapai lebih dari 10 sentimeter (cm) setiap tahunnya.
Penurunan tanah itu terutama terjadi di wilayah pesisir Semarang bagian timur dan barat. Untuk wilayah pesisir Semarang bagian barat, penurunan tanah mencapai 2-5 cm per tahun.
Sedangkan untuk wilayah pesisir Semarang bagian timur, penurunan tanah yang terjadi justru lebih parah, yakni lebih dari 10 cm.
BACA JUGA: Semarang dan Pekalongan Diprediksi Tenggelam, ESDM Membenarkan
Sementara untuk wilayah pesisir pantai utara Pekalongan, berdasarkan data Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) sejak 2015-2020, terjadi penurunan tanah 0,07 meter – 0,11 meter setiap tahunnya.
Penurunan tanah, lanjut Heru disebabkan berbagai faktor, salah satunya adalah pengambilan air tanah secara masif.
BACA JUGA: Joe Biden Sebut Jakarta Bakal Tenggelam, Wagub DKI Buka Suara
Selain itu, penurunan tanah juga bisa disebabkan faktor alam seperti transgresi dan regresi yang membuat air laut semakin naik ke daratan, maupun sedimentasi endapan kuarter.
“Jadi ada banyak faktor, bukan hanya pengambilan air tanah. Tapi juga faktor alam. Selain itu juga aktivitas perekonomian seperti industri,” ujar Heru.(*)
BACA JUGA: Joe Biden Prediksi Jakarta Tenggelam, MUI: Jangan Anggap Enteng!
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News