Sasando Indonesia Bius TITF 2018 di Bangkok

Sasando Indonesia Bius TITF 2018 di Bangkok - GenPI.co
Bangkok Night, Foto By: The Telegraph

BANGKOK - Siapa bilang alat musik tradisional ketinggalan zaman? Ndeso? Nggak bisa go international? Kalau tak percaya, tengok saja Sasando yang dimainkan Djitron Pah. Di tangannya, alat musik khas Rote, Nusa Tenggara Timur itu langsung sukses ‘menjinakkan’ tiga benua.

Negara-negara seperti Amerika Serikat, Rusia, Inggris, Austria, Belanda, Finlandia, Italia, Jerman, China, Jepang, Korea hingga Taiwan, sudah pernah disusupi ‘virus’ Sasando. Asia Tenggara apalagi. Hampir semuanya pernah dijelajahi. Hampir semuanya pernah ‘dihipnotis’ Djitron.

Dari mulai lagu kebangsaan Indonesia Raya, lagu-lagu tradisional Indonesia hingga top 10 hits dunia, pernah mengalun merdu di negara-negara tadi. Saking uniknya, musisi-musisi dunia sekelas David Foster, Anggun, Vaness Wu, hingga Mel C eks personil Spice Girl, pernah dibuat takjub oleh Djitron. Semuanya sukses dibuat terdiam saat Djitron tampil di Asia’s Got Talent 2016.

Nah, semua experince yang unik, yang wow, dan yang tak biasa tadi kembali dibawanya ke Thai International Travel Fair (TITF) 2018 di Bangkok, Thailand. Mimpinya masih sama. Dia ingin menggiring traveller dunia ke Indonesia via Sasando. “Ini alat musik asli dan budaya asli Indonesia. Dunia harus tahu,” kata Djitron Pah, Kamis (8/2).

Jika Wonderful Indonesia tak memboyong Djitron Pah ke Bangkok, Thailand, barangkali President of Thai Travel Agents Association (TTAA) Suparerk Soorangura tak pernah tahu bagaimana Sasando dimainkan. Diplomat-diplomat asing juga tak akan pernah tahu bagaimana Sasando bisa menghasilkan melodi dan ritmik yang asyik di telinga.

Dari pagi hingga malam hari, Djitron tak pernah henti memainkan beragam lagu hits Thailand, bahkan dunia. Tamu-tamu VIP banyak yang berpaling ke arahnya. Pengunjung pun sama. Ada yang sejenak, ada pula yang lama. “Yang ingin melihat atraksi Sasando keren lainnya silakan ke Indonesia. Akan ada banyak culture dan alam keren yang bisa dinikmati bersama alunan Sasando,” ajaknya.

Djitron sudah akrab dengan sasandu sejak usia 13 tahun. Tapi ia baru benar-benar mahir memainkannya di usia 22 tahun. Adalah sang ayah, Jeremias Aogust Pah, Djitron dan kelima saudaranya bermain Sasando.

Hasilnya? Djitron beserta lima saudaranya jadi rajin keliling dunia. “Bagi kami di Oebelo, NTT, hampir tidak pernah ada yang berpikir untuk keliling dunia. Jangankan yang seperti itu, untuk ke Jakarta saja tidak banyak yang punya mimpi begitu,” ungkapnya.
Sasando yang dimainkan Pah bersaudara sudah melewati banyak perkembangan. Instrumen yang mereka pegang punya 32 senar. Sementara Sasando tradisional hanya punya 10 senar. Merasa terbatas dalam memainkan nada, seniman Sasando dari keluarga Pah pun berinovasi dengan menambahkan senar. Dari 10 ke 26, lalu 28, dan kini 32. “Gambar Sasando di pecahan uang Rp 5.000 edisi 1992 punya 32 senar. Itu ayah saya yang buat,” katanya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya