Catatan Dahlan Iskan: Garuda Danantara

Catatan Dahlan Iskan: Garuda Danantara - GenPI.co
Dahlan Iskan. Foto: Disway

GenPI.co - Garuda Indonesia minta disuntik Rp 17 triliun. Danantara menyetujui Rp 6,5 triliun. Penggunaan uangnya Anda sudah tahu: terbanyak untuk membiayai pemeliharaan pesawat!

Sudah terlalu banyak pesawat Garuda-Citilink yang tidak boleh terbang. Sudah lebih 10 pesawat. Perusahaan tidak mampu membayar biaya pemeliharaan –biar pun pemeliharannya di GMF, anak perusahaan Garuda sendiri.

Maka bandara baru Doho, di Kediri, kini tanpa penerbangan lagi. Tetap buka, tapi tidak ada pesawat yang datang dan pergi –sejak Citilink menghentikan jurusan Jakarta-Kediri pp.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan: Bintang Empat

Di layar jadwal perjalanan pesawat di bandara Soekarno Hatta juga terlihat begitu banyak kata ''cancelled''. Dan itu jadwal milik Citilink. Padahal Citilink termasuk favorit saya untuk terbang –di samping Pelita.

Bagi saya injeksi dana Danantara ke Garuda itu penuh tanda tanya: bukankah dalam homologasi sudah disepakati Garuda kembali sehat dan untung tiga tahun kemudian?

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan: Bukhari Sukarno

Homologasi itu terjadi tahun 2022. Berarti tahun ini adalah tahun ketiga. Justru Garuda mengalami kesulitan –pun hanya untuk biaya pemeliharaan pesawat.

Homologasi adalah perdamaian antara Garuda dan pihak-pihak yang mengutangi Garuda. Jumlah kreditor Garuda saat itu banyak sekali: 501 kreditor.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan: Dasco Sicilia

Waktu itu Garuda menyatakan tidak mampu lagi bayar utangnya sebesar Rp 142 triliun. Daripada Garuda pailit, kreditor akhirnya setuju damai. Sebagian utang itu jadi saham. Sebagian lagi dihapus. Sebagian lainnya dicicil dalam waktu yang panjang. Dari Rp 142 triliun itu akhirnya hanya 10 persennya saja yang perlu dibayar cicil.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya