
Efek obat tidur sepertinya mulai berdampak buruk terhadap sarafnya. Sebab tangan, kaki hingga lehernya pun bergerak sendiri tanpa Cucu kerahkan sama sekali. Bahkan ketika berjalan pun, posisinya selalu miring.
"Ini lagi tiduran juga badannya gak main diem padahal saya gak gerakin. Iya jadinya sekarang lebih banyak diem di rumah anak," ujarnya.
Di tengah keterbatasan ekonomi, upaya hidup normal kembali terus dilakukannya. Untungnya ada kartu jaminan kesehatan. Terbaru Cucu mencoba salah satu rumah sakit di Kota Bandung menggunakan fasilitas desa setempat.
BACA JUGA: Berharap PTM, Pemkot Bandung Ajukan Vaksinasi di Seluruh Sekolah
Namun lagi-lagi kejadian aneh dialaminya. Sudah dua kali ia dibius agar tertidur. Namun diakuinya sama sekali tidak mempan.
Matanya masih tetap melek. Cucu kini tengah menantikan hasil City Scan yang rencananya keluar pada Kamis, 2 September 2021.
BACA JUGA: Persib Bandung Siapkan Skenario Jika Pemain Positif Covid-19
Harapannya tak muluk-muluk. Ia hanya ingin keluar dari kehidupan tak normal yang menyiksa dirinya dalam beberapa tahun terakhir. Cucu ingin menikmati lelapnya tidur hingga bermimpi seperti beberapa tahun lalu.
"Harapannya ya pengen bisa tidur. Sembuh kaya dulu lagi," tukas Cucu.
BACA JUGA: Mulai Latihan Bersama, Persib Bandung Agendakan Uji Coba
Dadan Supriatna (26), anak pertama Cucu menyaksikan betul selama sekitar tujuh tahun ibunya tak bisa tidur sama sekali. Bagi dia dan adiknya, kondisi ini sangatlah membingungkan.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News