BNPB: Bencana Kekeringan Melanda NTT, NTB, Bali, dan Jatim

BNPB: Bencana Kekeringan Melanda NTT, NTB, Bali, dan Jatim - GenPI.co
Ilustrasi - Keramba jaring apung dibiarkan nelayan terbengkalai di dasar waduk, Senin (4/11/2019), karena tidak mendapat pasokan air dari Waduk Muluryang airnya menyusut karena hujan lama tidak turun. (ANTARA/MOHAMMAD AYUDHA)

GenPI.co - Badan Nasional Penanggulangan Bencana mengingatkan sejumlah daerah di Indonesia seperti Nusa Tenggara Timur (NTT), Nusa Tenggara Barat (NTB), Bali dan Jawa Timur untuk bersiap menghadapi bencana kekeringan meteorologis.

Deputi Bidang Pencegahan BNPB Prasinta Dewi mengatakan sebagian wilayah Indonesia yang awalnya diprakirakan memasuki musim hujan pada September hingga November 2021, namun justru diprediksi mengalami kekeringan.

"Potensi bahaya yang perlu diantisipasi yaitu berkurangnya persediaan air untuk kebutuhan rumah tangga dan pertanian, kebakaran semak, hutan, lahan dan pemukiman," ujar Prasinta Dewi, Rabu. 1 September 2021.

BACA JUGA:  2.935 Jiwa Terdampak Banjir di Medan, BNPB: Awas Banjir Susulan

Prasinta menjelaskan melalui surat nomor B-121/BNPB/DII/BP.03.02/08/2021, BNPB telah menyampaikan peringatan dini dan langkah-langkah kesiapsiagaan menghadapi bencana kekeringan meteorologis.

Hal ini didukung dengan informasi dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengenai adanya indikasi potensi kekeringan hidrometeorologis hingga dua dasarian ke depan.

BACA JUGA:  Covid-19 Papua Menggila, BNPB Kirim 50 Tabung Oksigen & Logistik

Pertama, pemerintah daerah diminta untuk melakukan pemantauan dan peninjauan lapangan bersama dinas-dinas terkait untuk mengantisipasi dan menangani terjadinya kekeringan serta potensi kebakaran hutan, lahan dan semak.

Kedua, kepala daerah mengambil langkah-langkah penguatan kesiapsiagaan pemerintah dan masyarakat terkait ancaman kekeringan di daerah masing-masing.

BACA JUGA:  BNPB Arahkan 8 Langkah Cegah Karhutla

“Memberikan edukasi kepada masyarakat terkait dampak kekeringan meteorologis sehingga masyarakat dapat menghemat penggunaan air bersih dan juga melakukan budidaya pertanian yang tidak membutuhkan banyak air,” kata Prasinta.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya