GenPI.co 
GenPI.co - Tiket pesawat mahal untuk penerbangan domestik membuat Ketua Asosiasi Perjalanan Wisata (Asita) Kalimantan Barat Nugroho Henray Ekasaputra mendukung pemerintah yang membuka kesempatan maskapai asing mengudara di langit Indonesia. Menurutnya, hal itu bakal membuat persaingan antar maskapai menjadi lebih sehat. Harga tiket pun akan menjadi kompetitif. "Yang ujungnya menguntungkan masyarakat sebagai pengguna transportasi udara," ujar Henray, Jumat (14/6), seperti dikutip dari ANTARA.
Baca juga :
Ini 9 List Maskapai Asing Yang Akan Mengudara di Langit Indonesia
JK: Maskapai Asing Bukan Solusi Turunkan Harga Tiket Pesawat
Gunung Agung Erupsi, 3 Maskapai Australia Batal Terbang
Lantaran saat ini praktis hanya dua maskapai besar di Indonesia yakni Garuda Indonesia (bersama Citilink dan Sriwijaya Air) dan Lion Air (bersama Batik Air dan Wings Air), jadi harga tiket makin melambung. "Sebelumnya, saat pemainnya masih banyak dan Sriwijaya belum gabung Garuda Indonesia, lalu ada Batava dan maskapai lain, harga tiket kompetitif dan bisa terjangkau berbagai kalangan," papar Henray.
Jika maskapai asing tidak diizinkan, tiket pesawat mahal untuk penerbangan domestik membuat dampak langsung penurunan jumlah wisatawan nusantara dan mencanegara untuk melakukan perjalanan di dalam negeri Indonesia. Henray menambahkan, hal ini kontraproduktif dengan ambisi pemerintah menjadikan sektor wisata sebagai tumpuan pertumbuhan ekonomi. Apalagi perluasan lapangan kerja. "Di sisi lain kita gendar membangun infrastruktur pariwisata dan promosi, tapi komponen lain mahal. Ini sangat kontras," kata Henray lagi.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News
