GenPI.co 
Guys, agaknya pantas jika GenPI Aceh berbesar hati. Bagaimana tidak, salah satu anggotanya yang tergabung dalam laskar digital GenPI Aceh menorehkan karya. Berawal dari ungkapan hati yang hanya sebatas tulisan biasa pada postingan di media sosial, lalu menjadi antologi puisi yang diterbitkan dalam sebuah buku.
Pemuda ini tak lain Muhammad Arista Rahmadhani, mahasiswa S1 Prodi Pendidikan Kimia di Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh. Hobinya memang menulis, khususnya puisi. Baginya, merangkai kata menjadi bait-bait kalimat indah adalah suatu keasyikan tersendiri.
Coretan puisinya pun telah menjelma menjadi lembaran-lembaran puitis yang terangkum dalam sebuah buku dengan judul “Titik-Titik Rindu”. Sebuah Antologi puisi berisi 140 halaman.
“Sampai nulis buku berawal dari tahun 2013 yang sering mengungkapkan sesuatu di Facebook, lalu terus berkelanjutan hingga buat blog, dan ngeshare di sosial media lainnya,”cerita pemuda yang kesehariannya dipanggil Arista ini.
Seiring berjalannya waktu, banyak yang menyukai tulisan berbentuk puisi itu. Bahkan sampai ada yang ikut baper sehingga minta dibikinkan puisi. Ada juga yang mengkritik tentang cara penulisan penggunaan sesuai Ejaan Yang Disempurnakan (EYD).
”Puisi-puisi saya itu bahkan pernah dibaca oleh penulis dan disukai oleh beberapa penulis yang sudah lebih dulu menggeluti ini,” cerita Arista yang pernah menjadi Duta Wisata Aceh 2016
Hingga pada pertengahan 2017, banyak dari pembaca yang menyarakan agar puisi-puisi karyanya segera dibukukan. “Alhamdulilah semauanya itu bisa terwujud tahun ini.
Ketua umum GenPI Aceh, Reyhan Gufriansyah menanggap antologi Puisi karya Arista ini adalah sebuah pencapaian laskar digital GenPI Aceh yang patut dibanggakan. “Teman-teman GenPI tidak hanya mempromosikan pariwisata melalui sosial media, tetapi juga bisa menghasilkan karya-karya lain yang cukup menarik,” ungkap Reyhan yang betekad terus mendukung segala pencapaian GenPI Aceh.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News
