
Ikut membantu cuci gelas dan piring. Bertahun-tahun. Setelah lebih besar ikut melayani pembeli. Menyajikan kopi atau teh.
Ketika Andhika sudah masuk ke SMA (Hang Tuah 1 Surabaya), ada orang yang memberi tahunya. Ayahnya meninggal dunia.
Saat itulah sang ibu menjelaskan. Dulu dia memang berbohong untuk kebaikan sang anak. Andhika bisa menerima itu. Lalu ke rumah duka.
BACA JUGA: Sudi Jawa
Ternyata istri kedua yang di Jatiroto itu sudah lebih dulu meninggal. Tidak lama kemudian sang ayah juga sakit keras.
Lalu dibawa ke Surabaya lagi oleh anaknya yang lain lagi dari istri yang pertama.
BACA JUGA: Persija Jakarta Keok, Pemain Asing Selamatkan Persebaya Surabaya
Berarti yang di Jatiroto itu istri ketiga. Berarti ibu Andhika adalah istri kedua.
“Menurut ibu, ayah saya dulu tukang parkir,” katanya.
BACA JUGA: Kekuatan Persebaya Sudah Dikantongi Persija, Siap-siap Sengit
Itulah untuk kali pertama Andhika tahu wajah ayahnya. Sudah menjadi mayat. Andhika lantas ikut mengantarkan jenazah itu ke makam.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News