Cuaca Ekstrem di Indonesia Disebabkan Kerusakan Lingkungan

Cuaca Ekstrem di Indonesia Disebabkan Kerusakan Lingkungan - GenPI.co
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati (Tangkapan layar webinar “Kesiapsiagaan dan Mitigasi Bencana Hidrometeorologi: Tantangan dan Peluang di 2022”, Rabu (16/2)).

GenPI.co - Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati menegaskan bahwa cuaca ekstrem yang belakangan ini terjadi di Indonesia disebabkan oleh perubahan tata guna lahan dan kerusakan lingkungan.

Oleh karena itu, mengatasi bencana hidrometeorologi harus diselesaikan dari hulu, yaitu memperbaiki lingkungan.

“Jangan melakukan aktivitas yang menimbulkan perubahan lahan atau menambah gas rumah kaca di udara,” ujarnya dalam webinar “Kesiapsiagaan dan Mitigasi Bencana Hidrometeorologi: Tantangan dan Peluang di 2022”, Rabu (16/2).

BACA JUGA:  BMKG Imbau Warga Kepri Waspada Gelombang Laut 2,5 Meter

Dwikorita mengatakan bahwa pemanasan global adalah penyebab utama fenomena El Nino dan La Nina terjadi lebih sering dalam beberapa tahun belakangan.

Menurut Dwikorita, fenomena El Nino dan La Nina sejak 1981 hingga 2020 memiliki kecenderungan berulang yang makin cepat.

BACA JUGA:  BMKG Bunyikan Alarm Bahaya soal Cuaca, Warga Diimbau Waspada

“Pada periode 1950-1980, kejadian El Nino dan La Nina terulang pada lima sampai tujuh tahun sekali. Kini, El Nino dan La Nina terulang pada dua hingga tiga tahun sekali,” katanya.

Dwikorita memaparkan bahwa La Nina sudah dialami Indonesia pada 2020 dan tahun ini dialami lagi. Beberapa pihak bahkan khawatir fenomena ini bisa terjadi tiap tahun.

BACA JUGA:  Banten Dapat Peringatan dari BMKG, Sebut Gempa dan Tsunami

“Kalau perubahan suhu udara makin tak terkendali, periode berulang El Nino dan La Nina tentu akan semakin rapat,” paparnya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya