Produksi Tempe Lesu, Perajin di Depok Merugi Hingga 50 Persen

Produksi Tempe Lesu, Perajin di Depok Merugi Hingga 50 Persen - GenPI.co
Tempe di Pasar Musi, Kota Depok, Jawa Barat. Foto: Pulina Nitya/GenPI.co

GenPI.co - Kenaikan harga kedelai impor memukul produksi tempe di sejumlah daerah. Seperti yang terlihat di Pasar Musi, Kota Depok, Jawa Barat, Kamis (24/2).

Menurut pantauan GenPI.co, stok tempe di pasar ini masih terbatas. Pasalnya,

Salah satu perajin tempe di Pasar Musi, Kota Depok, Nur Baeni, mengatakan bahwa dirinya harus kembali berjualan untuk mendapatkan pemasukan harian.

BACA JUGA:  Perajin Tempe Bongkar Alasan Kedelai Impor Lebih Menguntungkan

“Saya hanya pedagang kecil, jadi mau tak mau kembali berdagang. Beda ceritanya kalau saya pedagang besar,” ujarnya kepada GenPI.co, Kamis (24/2).

Menurut Nur, tempe yang dijualnya merupakan hasil buatan sendiri. Nur mengatakan bahwa beberapa pedagang di Pasar Musi tidak membuat tempe sendiri.

BACA JUGA:  Pengusaha Warung Nasi Ngaku Begini soal Harga Tempe Normal, Tegas

“Beda-beda tiap pedagang. Ada yang buat sendiri, seperti saya, tetapi ada juga yang hanya menjual barang dari perajin,” tuturnya.

Sebagai pedagang sekaligus perajin tempe, kenaikan harga kedelai impor diakui Nur sangat berdampak pada hasil penjualan harian.

Meskipun sudah menaikkan harga tempe sekitar Rp 1000 per ukuran yang dijual, Nur mengaku masih mengalami kerugian.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya