30 Tahun Dikira Vampir, Ternyata Korban TBC

30 Tahun Dikira Vampir, Ternyata Korban TBC - GenPI.co
Tulang-belulang dari makam JB55 ini sebelumnya dianggap sebagai jasad vampir oengisap darah.(Foto: washingtonpost.com)

JB yang merupakan inisial dari John Banber hidup di tempat yang masih meyakini hal-hal gaib Kala  TBC masih belum diketahui sebab musababnya serta cara menanggulanginya maka ketika penyakit itu cepat menular timbullah kepanikan akan kedatangan para vampir.

John Barber diperkirakan hidup pada tahun 1700-an di daerah pertanian terpencil di timur Amerika Serikat. Karena diyakini sebagai vampir dan setelah dia meninggal bencana TBC masih melanda, maka warga setempat tampaknya  menggali makam John Barber dan menyusun ulang tulangnya dalam bentuk salib. Ini untuk mencegah kebangkitan ‘vampir’ John Barber.

Baca juga:

Youtuber King of Random Tewas dalam Kecelakaan Paralayang

Sang Mantan Akui Lucinta Luna Dulunya Transgender

Penderita TBC memang mudah disamakan dengan penampilan makhluk penghisap yang populer dalam kebudayaan orang-orang kulit putih. Sebab, penderita TBC kerap batuk darah yang meninggalkan jejak darah di tepi bibir mereka, ditambah dengan muka yang pucat, mata yang seperti tertarik ke belakang, dan nafas berat.  Gejala penyakit TBC yang mereka derita itu dianggap sebagai ciri vampir

Gejala awal TBC belum disadari pada tahun 1700-an. Sehingga saat korban terkena TBC mereka masih tinggal bersama keluarga mereka, makam malam bersama dan tidur di kamar bersama di rumah pertanian yang kecil. Alih-alih diperlakukan mendapat perawatan medis, penderita TBC dianggap sebagai penghisap darah yang bahkan tetap bangkit untuk menghisap darah setelah kematian menghampirinya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya