Setelah Kabut Asap, Terbitlah Penyakit ISPA Menyerang Warga

Setelah Kabut Asap, Terbitlah Penyakit ISPA Menyerang Warga - GenPI.co
Rentetan setelah karhutla, muncul kabut asap yang tak mungkin hilang dalam waktu satu atau dua hari, maka muncul permasalahan berikutnya, penyakit gangguan pernafasan atau ISPA.

GenPI.co Bila karhutla (kebakaran hutan dan lahan) melanda, munculah kabut asap yang terpaksa harus dihirup warga di daerah sekitar yang terkena karhutla.

Belum cukup sampai disitu, bila sudah muncul kabut asap yang tak mungkin hilang dalam waktu satu atau dua hari, maka muncul permasalahan berikutnya yakni penyakit gangguan pernafasan yang diderita warga atau disebut dengan ISPA (infeksi saluran pernafasan akut.

Berdasarkan laporan kunjungan pasien pada Senin (12/8), jumlah pasien yang mengeluhkan ISPA sebanyak 9.630 orang, yang berasal dari 12 kabupaten/kota, yakni Pekanbaru, Siak, Pelalawan, Kampar, Dumai, Kuansing, Rohil, Rohul, Inhu, Inhil, Meranti, dan Bengkalis.

Dikutip dari Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI menyebutkan bahwa Kemenkes sudah menyedikan masker untuk dibagikan kepada masyarakat.

“Kemenkes telah mengirimkan 300 ribu pcs masker untuk dibagikan kepada masyarakat terdampak mulai dari pelajar, sampai pengendara di jalanan. Dinkes Riau telah mendirikan pos pelayanan kesehatan dan melayani masyarakat terdampak Karhutla,” kata Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kemenkes, drg. Widyawati, Kamis (15/8).

Promosi kesehatan kepada masyarakat tentang dampak asap, memberikan pelayanan kesehatan terhadap petugas pemadam kebakaran, mendistribusikan obat, dan sosialisasi melalui media massa juga telah dilakukan oleh Dinkes setempat.

Selain di Riau, Karhutla juga terjadi di Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah. Hanya Provinsi Kalimantan Tengah yang sudah menyatakan kondisi Tanggap Darurat, dan Tim Pusat Krisis Kesehatan (PKK) Kemenkes sudah berada di lokasi tersebut.

Sedangkan Provinsi Riau dan Kalimantan Barat masih belum melaporkan kondisi Tanggap Darurat. Namun tetap dilakukan Koordinasi melalui sistem pemantauan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya