Jalur Selat Sunda Masih Aman di Tengah Gunung Anak Krakatau Siaga

Jalur Selat Sunda Masih Aman di Tengah Gunung Anak Krakatau Siaga - GenPI.co
Ilustrasi - Jalur Selat Sunda masih aman di tengah Gunung Anak Krakatau siaga yang terhitung sejak tanggal 24 April 2022, pukul 18.00 WIB. Foto: Antara

GenPI.co - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral memastikan jalur penyeberangan di Selat Sunda relatif aman meski ada peningkatan aktivitas vulkanik Gunung Anak Krakatau.

Kepala PVMBG Hendra Gunawan menyatakan potensi bahaya saat ini adalah lontaran material pijar dalam radius dua kilometer dari pusat erupsi, sehingga masyarakat yang bermukim atau beraktivitas di luar jarak radius lima kilometer dari pusat kawah relatif aman.

"Masyarakat di luar lima kilometer itu, termasuk masyarakat yang melakukan mudik menggunakan transportasi kapal laut yang jaraknya puluhan kilometer (dari Gunung Anak Krakatau) relatif aman," ujar Hendra di Jakarta, diktuip dari Antara, Selasa (26/4/2022).

Dia menambahkan tetapi tetap untuk kehati-hatian dan diminta agar selalu mengikuti update informasi yang dikeluarkan Badan Geologi.

Diketahui, pemerintah menaikkan status Gunung Anak Krakatau dari waspada (Level II) menjadi siaga (Level III) terhitung sejak tanggal 24 April 2022, pukul 18.00 WIB.

Status itu meningkat setelah melihat hasil pemantauan visual dan instrumental yang menunjukkan adanya kenaikan aktivitas vulkanik secara signifikan.

Sejak 15 April 2022, Gunung Anak Krakatau terus menunjukkan peningkatan aktivitas vulkanik berupa hembusan asap maupun tinggi erupsi kolom dengan variasi setinggi 1.000 sampai 2.000 meter dari muka air laut, dan tiga hari terakhir sudah mencapai 3.000 meter.

Berdasarkan pantauan satelit Sentinel-5 (Tropomi) menunjukkan emisi belerang dioksida mulai teramati pada tanggal 14 April dengan belerang dioksida sebesar 28,4 ton per hari, meningkat menjadi 68,4 ton per hari pada 15 April dan meningkat drastis pada tanggal 23 April sebesar 9.219 ton per hari.

Berdasarkan pantauan dari magma itu berkorelasi dengan peningkatan aktivitas erupsi Gunung Anak Krakatau saat ini.

Selain itu, peningkatan belerang dioksida yang signifikan mengindikasikan adanya suplai magma baru dan adanya material magmatik yang keluar ke permukaan berupa lontaran material pijar yang diikuti oleh aliran lava.

Jumlah belerang dioksida pada periode di atas mencapai 9,2 kiloton.

BACA JUGA:  Warning! Wisatawan dan Nelayan Harap Jauhi Gunung Anak Krakatau

Bila dibandingkan saat periode erupsi 2018, yaitu Juni-Agustus 2018 sebanyak 12,4 kiloton dan September-Oktober 2018 sebanyak 19,4 kiloton.(Ant)

Tonton Video viral berikut:

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya