Catatan Dahlan Iskan: Stereo Adharta

Catatan Dahlan Iskan: Stereo Adharta - GenPI.co
Adharta. Foto: Disway

Begitu mendarat, Adharta melihat sendiri. Bandara penuh manusia. Dalamnya. Terutama luarnya. Tidak mungkin ia bisa keluar dari bandara.

Ia masih bisa menjalani proses imigrasi. Seperti biasa. Tapi untuk yang terbang meninggalkan Jakarta banyak yang tanpa paspor. Terutama anak-anak yang masih dalam gendongan.

Adharta juga memperoleh informasi: macet total di sepanjang jalan tol menuju bandara. Jalur menuju Jakarta pun dipadati mobil yang menuju bandara.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan: Sawit Siklus

Kepanikan dan ketakutan bercampur jadi satu. Banyak yang membawa mobil ke bandara tanpa tahu akan ditinggal di mana mobilnya nanti. Banyak juga yang sampai di bandara ingin menjual mobil itu. Dengan harga berapa pun. Lalu terbang ke luar negeri.

Saya jadi ingin tahu: benarkah semua itu. Maka, kalau ada pembaca yang mengalami semua itu, saya ingin sekali mendapat ceritanya secara langsung. Saya bisa dihubungi di email redaksi@disway.id

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan soal Malaysia: Bencana Sapura

Malam itu, Adharta pilih tinggal di hotel yang ada di dalam Bandara Cengkareng. Ia mendapat kamar VVIP.

Dari Singapura ia membawa pizza dua karton. Masing-masing berisi pizza lapis dua. Ia jaga-jaga: siapa tahu sulit mendapat makanan.

Begitu mau masuk hotel ia lihat begitu banyak anak di bandara itu. Seperti kelaparan semua. Ia ajak anak-anak itu ke lobi hotel.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya