GenPI.co 
GenPI.co - Presiden Aksi Cepat Tanggap (ACT) Ibnu Khajar mengungkap kepemimpinan eks petinggi lembaganya, Ahyudin, mulai mengkhawatirkan, terutama jelang akhir jabatannya.
Oleh karena itu, kata Ibnu, pada 11 Januari 2022 muncul kesadaran kolektif semua elemen pemimpin lembaga, dari pusat hingga daerah, untuk memperbaiki ACT.
Salah satu efek kesadaran kolektif itu ialah berujung pada pengunduruan Ahyudin sebagai presiden ACT setelah 17 tahun menjabat.
BACA JUGA: ACT Ambil 13,7 Persen Donasi Publik karena Bukan Lembaga Zakat
"Sebenarnya kesadaran untuk ini karena kami mulai melihat ada kebijakan-kebijakan yang mengkhawatirkan lembaga," ujar Ibnu Khajar di kantor ACT, Jakarta Selatan, Senin (4/7).
Ibnu menuturkan hal itu mungkin terjadi karena kepemimpinan Ahyudin yang cenderung one man show.
BACA JUGA: Penyelewengan Dana Umat ACT, Bareskrim Turun Tangan
"Memang gaya kepemimpinannya kalau teman-teman kenal, agak otoriter," tambahnya.
Dengan gaya yang otoriter, kata Ibnu, berbagai pihak di ACT pun mulai tidak nyaman.
BACA JUGA: Dugaan Penyelewengan Dana Umat, Presiden ACT Minta Maaf
Menurutnya, berbagai elemen ACT lantas menasihati Ahyudin.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News
