Tari Pancar, Pancarkan Pesona di Festival Biak 2018

Tari Pancar, Pancarkan Pesona di Festival Biak 2018 - GenPI.co
Wanita Biak menari mengenakan pakaian noken

Jou Suba! Begitulah cara masyarakat Papua menyambut wisatawan yang hadir di Festival Biak Munara Wampasi 2018. Keramahan Papua digambarkan dengan jelas. Jou Suba sendiri berarti selamat datang.

Festival Biak Munara Wampasi 2018 resmi dibuka Rabu 22 Agustus 2018(22/8), di Lapangan Kampung Samber, Biak Numfor. Festival yang sudah 6 kali dilaksanakan ini mendapatkan respons besar dari publik.

Menurut Kepala Dinas Pariwisata Biak Numfor Turbey Onny Dangeubun, kemasan Festival Biak Munara Wampasi tahun ini lebih menarik.

Ada penampilan Tari Pancar yang menjadi ikon Biak. Tari Pancar ini menjadi representasi pergaulan para generasi milenial Biak. Tarian menjadi semakin eksotis dengan kostum yang dikenakannya. Berbeda dengan wilayah lain Papua, baju adat di Biak khususnya pria tidak menggunakan koteka.

Pria di Biak lebih familiar dengan noken. Ada juga yang mengenakan cidoko. Yaitu rompi khas Biak lengkap celananya. Cidoko terbuat dari kulit kayu manduam. Menambah asesoris, lalu ditambah bulu kasuari atau ijuk. Ditambah juga sentuhan kerang-kerangan untuk menambah nilai eksotis.

Serupa baju adat pria, wanita Biak familiar dengan noken. Perbedaannya, noken ini dibuat memanjang dari dada hingga lutut. Noken ini dibuat dari daur sagu muda. Setelah direndam dan dijemur, daun lalu digilas hingga menjadi lunak.

Menariknya, kaum pria dan wanita sama-sama memakai bantoko. Yaitu, rajah tubuh warna putih dengan motif budaya. Filosofinya simbol harmoni alam dan manusia.

Dua hari menggelar event, Festival Biak Munara Wampasi 2018 dikunjungi sekitar 10.000 pengunjung. Untuk wisnus di luar Papua, jumlahnya mencapai 80 orang.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya