
Alvin akan melawan dua hal itu. Secara keras. Konsisten. Nyata. Alvin mengandalkan unsur ketiga dalam memenangkan perkara: viralkan di media.
Terutama di medsos. Kekuasaan dan kekayaan kini bisa dilawan dengan media baru: viral.
Itulah yang ia kerjakan. Alvin merekam apa pun saat bertemu penegak hukum. Kalau ada yang melanggar ia unggah ke medsos.
BACA JUGA: Catatan Dahlan Iskan soal Kasus Ferdy Sambo: Surat Kuasa
Termasuk saat ada yang minta uang. Ia punya koleksi rekaman seperti itu. Ada yang minta Rp 500 juta.
Gaya bicara Alvin juga ceplas-ceplos. Marah-marah. Keras. Pakai istilah-istilah yang menyerempet kata penghinaan. Bahasanya bisa dibilang kasar bagi yang biasa halusan.
BACA JUGA: Catatan Dahlan Iskan soal Ferdy Sambo: Bintang Wanita
Kridonya: lawan. Dan ia tidak mau menyogok. Klien yang mau menyogok tidak ia layani.
"Kalau saya menyogok apa bedanya dengan koruptor," katanya.
BACA JUGA: Catatan Dahlan Iskan soal Tiongkok vs Taiwan: Kepung Cendol
Alvin pernah menerima nasihat begini: kamu kan cari uang di sini, kalau caramu seperti ini nanti kamu tidak punya teman. Dan tidak bisa dapat uang.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News