Catatan Dahlan Iskan soal Tahlilan: Lim Xiao Ming

Catatan Dahlan Iskan soal Tahlilan: Lim Xiao Ming - GenPI.co
Dahlan Iskan. Foto: Ricardo/JPNN.com/GenPI.co

Itu jawaban merendah untuk mengatakan "so so". Tapi biarlah komentator Budi Utomo dan Liang YangAn yang membahasnya: mengapa pakai ma ma hu hu.

Tahlilan itu diadakan di masjid Cheng Ho Surabaya –masjid pertama di Indonesia dengan arsitektur Tiongkok.

Yang meninggal tadi memang salah satu pengurus masjid Cheng Ho. Di masjid itu pula Lim Xiao Ming menyatakan diri menjadi mualaf.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan soal Ferdy Sambo: Lagu Sambo

Nama Indonesianya: Herman Halim. Seminggu sebelum meninggal saya masih makan siang bersamanya. Ramai-ramai.

Bersama tokoh-tokoh Tionghoa dari perkumpulan Fuqing. Yakni mereka yang punya leluhur di kabupaten Fuqing, provinsi Fujian.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan soal Donald Trump: Dokumen Rahasia

Hari itu perkumpulan pemuda/pemudi Fuqing berkumpul di Surabaya. Dari seluruh Indonesia. Tokoh-tokoh seniornya ikut hadir: Alim Markus –"Cintailah Produk-produk Indonesia"–, Wencin Si raja emas, Mingky dari Ming Garden, pabrik baja, dan banyak lagi.

Saya diminta jadi pembicara di forum itu. Lalu tokoh-tokoh tersebut meninggalkan forum: makan siang di sebuah restoran Tionghoa yang terkenal dengan menu pao yu-nya: Kapin.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan soal Farel Prayoga: Merdeka Kepundungan

Saya tidak menyangka Herman Halim meninggal seminggu kemudian. Di Singapura. Ia memang ke Singapura. Ingin ke dokter.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya