Catatan Hasan Aspahani: Tersangka, Tapi Siapa Membunuh Putri (24)

Catatan Hasan Aspahani: Tersangka, Tapi Siapa Membunuh Putri (24) - GenPI.co
Hasan Aspahani. Foto: Twitter/@jurubaca

”Betul, sih. Sementara kita kayaknya perlu tambah halaman. Iklan kita sudah hampir separo dari jumlah halaman. Mungkin itu yang bikin oplah stagnan.”

”Betul. Saya setuju tambah halaman, sudah sesak halaman koran kita. Iklan lowongan kerja itu ordernya bisa dua minggu sebelum tayang, antre,” kata Uus, manajer iklan.

Menambah halaman, risikonya menambah harga pokok produksi, menambah biaya cetak. Memperkecil margin keuntungan. 

BACA JUGA:  Catatan Hasan Aspahani: Bongkar Makam, Siapa Membunuh Putri (23)

Kalau kenaikan biaya produksi itu diimbangi dengan kenaikan penghasilan iklan, tambah halaman adalah langkah yang benar.

”Naikin aja harga jual,” kataku. Hendra tak setuju. 

BACA JUGA:  Catatan Hasan Aspahani: Putusan Sela, Siapa Membunuh Putri (21)

”Jangan. Sekarang aja kita sudah paling mahal dibanding koran lokal lain. Naik harga eceran pasti oplah turun.”   

”Menurutmu gimana, Dur?” tanya Bang Eel.

BACA JUGA:  Catatan Hasan Aspahani: Kode Etik, Siapa Membunuh Putri (21)

Saya mengusulkan tambah halaman sesuai kebutuhan iklan saja. Atau tambah halaman pada hari-hari yang ditentukan. Jadi pada hari itu, teman-teman iklan menjual lebih gencar.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya