
Tradisi batik ini telah berlangsung sejak lama dan tumbuh dan berkembang dari daerah Kedungwuni, Pekalongan.
Selain dari warna-warni kain batiknya, simbol hasil akulturasi budaya asing dan budaya nusantara juga tercermin dari motif-motif yang terukir di Batik Tiga Negeri. Pesona Batik Tiga Negeri menonjol karena kompleksitas motifnya atau coraknya.
Batik ini mampu menggabungkan motif batik pedalaman (Solo dan Yogyakarta) dengan motif pesisiran (Pekalongan dan Cirebon) serta motif Peranakan Tionghoa dan motif Belanda.
BACA JUGA: Mewahnya Kain Ulos Tobatenun Dalam Corak Dewa Batak Kuno
Ini tercermin dari ragam coraknya, seperti bunga Peony, bunga Sakura, kupu-kupu, burung Hong, dan flora dan fauna lainnya yang juga dipadupadankan dengan pakem motif batik Jawa Tengah.
Jenis batik asli Pekalongan yang menjadi suvenir KTT G20 yaitu kain batik Liem Ping Wie (lpw) yang mempunyai ciri khas pada tiap detail motif dan pewarnaannya.
BACA JUGA: Kisah Sukses Bisnis Batik Wistara, Berdayakan Disabilitas Surabaya
Kain batik lpw dibuat secara turun menurun dengan sentuhan etnik yang mendalam dan dipadukan dengan warna cerah sehingga memiliki ciri khas yang unik.
Batik lpw memproduksi batik tulis halus hingga batik cap coletan, membuat batik ini layak untuk menjadi salah satu koleksi para pecinta batik.
BACA JUGA: Berbincang di KTT G20, Jokowi dan Macron Bahas Pertahanan Kedua Negara
Untuk momen KTT G20 ini, kain batik pesisir yang dipersiapkan oleh Indonesia untuk seluruh ketua delegasi yang hadir telah dikerjakan secara detail selama enam bulan untuk setiap satu helai kain batiknya.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News