524 Satuan Pendidikan Rusak, 31 Siswa dan 6 Guru Meninggal Dunia Akibat Gempa Cianjur

524 Satuan Pendidikan Rusak, 31 Siswa dan 6 Guru Meninggal Dunia Akibat Gempa Cianjur - GenPI.co
Ilustrasi - Kemendikbud mencatat 524 satuan pendidikan rusak, kemudian 31 siswa dan 6 guru meninggal dunia akibat gempa Cianjur. Foto: ANTARA/HO-BNPB/aa

GenPI.co - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud) melaporkan dampak gempa bumi di Cianjur, Jawa Barat merusak 524 Satuan Pendidikan mulai dari PAUD sampai dengan perguruan tinggi termasuk Madrasah.

Tak hanya itu, Sekretariat Nasional Satuan Pendidikan Aman Bencana juga mencatat sebanyak 31 siswa dan 6 guru meninggal dunia, 367 peserta didik dan 76 Guru luka-luka karena kejadian Gempa Cianjur.

Gempa juga menghancurkan sebanyak 2.235 ruang dengan tingkat kerusakan mulai dari ringan, sedang dan berat.

BACA JUGA:  LPDB-KUMKM Pastikan Langkah Relaksasi bagi Koperasi Terdampak Gempa Cianjur

Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Cianjur saat ini telah menghentikan sementara kegiatan belajar mengajar karena status tanggap darurat bencana serta tengah menghadapi tantangan yang besar terkait tempat belajar, dan aspek psikologis murid serta guru.
 
"Tujuan utamanya agar anak-anak dapat mengatasi rasa khawatir, takut, cemas dan tentunya dengan bertemu teman serta guru mereka akan senang kembali belajar dan bersekolah," kata Head of Education Save the Children Indonesia, Imelda Usnadibrata dalam keterangannya yang diterima GenPI.co, Senin (28/11/2022).
 
Save the Children Indonesia bersama dengan klaster pendidikan Cianjur juga melakukan pendataan dengan mengidentifikasi anak dan guru yang terdampak, termasuk kondisi sarana dan prasarana sekolah.

Hal ini menjadi penting untuk dapat memastikan penyaluran bantuan yang merata dan juga tepat sasaran, serta dapat segera memberikan layanan dukungan psikososial untuk membantu memulihkan aspek psikis anak, orangtua dan guru yang terdampak.

BACA JUGA:  422 Unit Bangunan Lembaga Pendidikan Rusak Akibat Gempa Cianjur

Tak hanya itu, Save the Children Indonesia juga menyediakan tenda untuk dijadikan sebagai ruang belajar sementara yang aman dan nyaman untuk anak-anak.
 
"Saat gempa saya mengajar, berdiri di depan kelas. Semua orang teriak, anak-anak panik, dan saya juga sangat panik dan takut. Bayangkan ya, orang dewasa saja takut apalagi anak-anak. Untuk itu penting sekali adanya dukungan psikososial untuk anak-anak dan guru. Karena kami sangat membutuhkan itu, termasuk juga bagaimana caranya selamat dari kejadian gempa bilamana terjadi kembali," ungkap seorang guru bernama Ayu.
 
Adapun, saat ini Program Pendidikan dalam situasi darurat serta layanan dukungan psikososial Save the Children Indonesia telah menjangkau lebih dari 200 anak, 22 Guru di Nagrak, Cugenang, dan SMP 1 Warungkondang.

Salah satu edukasi yang diberikan meliputi terkait pendidikan Pengurangan Risiko Bencana (PRB), dengan bertujuan untuk memastikan anak-anak, guru, dan warga sekolah memahami karakteristik bencana, memahami upaya mitigasi serta langkah-langkah yang dapat dilakukan pada sebelum, saat dan setelah terjadi bencana.(*)

BACA JUGA:  BPBD Sumbar Kirimkan 1,3 Ton Paket Rendang untuk Cianjur

Jangan lewatkan video populer ini:

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya