Arief Yahya Sedih, Kondisi Belakangan Bikin Pariwisata Rontok

Arief Yahya Sedih, Kondisi Belakangan Bikin Pariwisata Rontok - GenPI.co
Menteri Pariwisata Arief Yahya. (Foto: Dok. Kemenpar)

Namun, lagi-lagi rentetan ketegangan sosial dan peristiwa politik sepanjang 2019 ini tidak segera mereda. Justru suhunya menghangat di penghujung bulan September 2019. Dari peristiwa Jayapura, Wamena, asap di Sumatera dan Kalimantan, dan demonstrasi di banyak kota, termasuk Jakarta, 23-24 September ini. 

“Tentu, rangkaian peristiwa itu sangat menekan sektor pariwisata,” aku Menteri Pariwisata Arief Yahya. 

Menpar mengatakan, ketegangan Jayapura lalu membuat  5 negara pasar utama langsung mengeluarkan travel advice. Negara tersebut adalah  Australia, Prancis, New Zealand, Canada, dan Inggris.

Lalu, peristiwa Wamena dan serangkaian aksi sosial politik 23-24 September 2019 mengakibatkan 3 negara mengeluarkan peringatan kepada warganya, yakni Australia, Amerika dan Inggris. 

“Pariwisata adalah sektor yang sangat rentan dengan kegaduhan. Karena itu, setiap ada polemik yang berujung pada ketegangan, sudah pasti akan berpengaruh terhadap pariwisata. Karena itu, kami langsung aktifkan Crisis Center, yang sering kita sebut Manajemen Krisis Kepariwisataan,” beber Menpar Arief.

Menurutnya, membangun brand Wonderful Indonesia membutuhkan waktu yang panjang. Meyakinkan  dengan cara mempromosikan keunggulan budaya, lengkap dengan alam yang berkelas dunia itu cukup sulit. Tetapi, dalam sekejap, dalam hitungan jam, bisa berantakan dan harus memulai dari titik nol lagi. 

“Wisman maupun wisnus sangat terganggu. Bali sudah terasa, karena media di Australia viral soal ancaman RUU KUHP, meskipun Pak Presiden Joko Widodo sudah meyakinkan dan meminta penundaan pengesahannya, tetapi media di Australia sudah terlanjur menyiarkan ancaman hukuman itu,” ungkapnya. 

Pemerintah Provinsi Bali pun  mengeluarkan pernyataan resmi 22 September 2019, yang ditandatangani oleh Wagub Tjok Oka Artha Ardhana Sukawati. poinnya antara lain  Presiden dan DPR RI sepakat menunda pengesahan RUU KUHP itu sampai batas waktu yang tidak ditentukan. Dengan begitu, wisatawan dan pelaku Pariwisata diharapkan tetap tenang dan tetap menjalankan aktivitas kepariwisataan sebagaimana biasanya.

Agustus 2019, Kalhutla - kebakaran hutan dan lahan, mengepung Indonesia. Belum tuntas soal itu, bulan Agustus 2019 sudah terkena “pressure” lagi dengan ketegangan di Papua dan Papua Barat. Terakhir, 23 September 2019, terjadi demonstrasi  di Wamena dan berujung ricuh.

Ditambah lagi, demo-demo yang bersamaan di sekitar 25 kota di tanah air. Perang hastag pun terjadi di media sosial, yang membuat kesan ada situasi yang tidak stabil di Indonesia. 

“Semoga semua pihak bisa menahan diri, bersabar, dan segera menemukan solusi terbaik buat negeri ini,” harap Menteri Arief Yahya. 

Simak video berikut ini:

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya