
Sayang hanya 20 orang yang terpilih kumpul. Disesuaikan dengan kapasitas kamar yang masih tersedia di Agrinex. Padahal peminat begitu banyak. Terpaksa diundi.
Yang terjauh: dari Riau. Atau dari Bali. Juga Palembang. Selebihnya dari Jawa, relatif merata. Rasanya saya sendiri sedikit kagok. Hanya satu orang dari 21 perusuh itu yang saya kenal secara pribadi.
Yakni mbak Dipa, si wanita Disway, yang juga relawan Vaksin Nusantara dari Depok. Tentu saya ingin tiba yang pertama di Agrinex ini. Ingin menyambut mereka. Saya sendiri belum pernah ke lokasi itu.
BACA JUGA: Catatan Dahlan Iskan soal Kejadian Heboh 2022: Tahun Gegap
Saya ingin segera tahu seperti apa kebun Agrinex. Saya pernah ke Malingping dan sekitarnya, tapi belum pernah ke Cikeusik –sedikit lebih ke Barat dari Malingping.
Ternyata saya harus mampir Semarang. Maka rencana berangkat dari Surabaya habis Subuh dimundurkan. Tidak ada gunanya berangkat terlalu pagi. Acara di Semarang itu pukul 10.00. Surabaya-Semarang hanya perlu waktu 3 jam naik mobil.
BACA JUGA: Catatan Dahlan Iskan soal Dana Jasmas: Tidak Kapok
Di Makodam IV Diponegoro itu saya menyerahkan plakat. Salah satu batalyon di Kodam Diponegoro menjadi juara 3 dunia World Cup Barongsai-Naga.
Itulah Tim Naga Batalyon Arhanud 15 Diponegoro. Batalyon ini memang punya tim olahraga Barongsai-Naga. Sering ikut kejuaraan nasional. Sering juara.
BACA JUGA: Catatan Dahlan Iskan soal Perintis Bedah Jantung: Alat Puruhito
Maka ketika ada kejuaraan dunia, Arhanud 15 yang mewakili Indonesia. Kami mintakan izin ke Pangdam Diponegoro. ''Kami'' yang saya maksud adalah Persobarin, Persatuan Olahraga Barongsai Indonesia. Saya ketua umumnya. Malu. Sudah 20 tahun lebih.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News